Teroris Tobat Ini Sering Diteror dan Disebut Pengkhianat
Rekan-rekannya dari jaringan Jamaah Islamiyah masih saja sering melancarkan teror dan kecaman
Editor: Hendra Gunawan
![Teroris Tobat Ini Sering Diteror dan Disebut Pengkhianat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/abdurahman-ayub-mantan-murid-dari-abu-bakar-baasir_20151128_140746.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, PALANGKARAYA - Banyak hal yang diungkapkan Abdurahman Ayub, yang merupakan mantan murid dari Abu Bakar Baasir dan Abdullah Sungkar.
Alumni Majelis Terorisme Afganistan itu bercerita saat berada di Palangkaraya, untuk melakukan dialog interaktif soal pencegahan terorisme yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Kalimantan Tengah.
Bahkan, dia mengaku sudah bertobat dan keluar dari kelompok teroris Jemaah Islamiyah ( JI), Jumat (27/11/2015).
Namun, begitu sebut, Mantan Penasihat Gubernur IV Jemaah Islamiyah (JI) dari Australia yang kini bergabung dengan Lembaga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT) sebagai pakar atau mantan teroris yang menjadi narasumber dalam setiap kegiatan pencegahan terorisme yang dilakukan oleh BNPT.
Dia mengaku, rekan-rekannya dari jaringan Jamaah Islamiyah masih saja sering melancarkan teror dan kecaman kepadanya dan keluarganya.
Bahkan belum lama ini, ada sejumlah anak muda yang mengaku sebagai rekrutan JI datang ke rumahnya di Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Ini, karena dia dianggap sebagai pengkhianat dalam organisasi JI, sehingga dia menjelaskan, awalnya sempat takut juga dengan banyaknya kecaman terhadapnya dan keluarga.
Akan tetapi, Abudrahman Ayub berusaha untuk tetap berjalan di jalan yang lulus dan benar sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW.
"Saya sekarang tidak lagi tergabung dalam kelompok JI. Saya saat ini, mengajarkan ajaran islam yang benar saja. Itu juga sudah saya jelaskan dengan rekan-rekan saya di kelompok JI, saat mereka menginginkan saya untuk kembali bergabung. Keselamatan hidup saya, serahkan kepada Allah Taala, saja." katanya.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Kalimantan Tengah, Kepala Bidang Daya Media dan Hubungan Masyarakat, H Sutransyah, Sabtu (28/11/2015) meminta media massa dalam menyajikan berita terkait terorisme harus proporsional dan profesional dengan mengacu pada kaidah pers, dan mendinginkan suasana. (Fathurahman)