Poin, Potongan Order dan Order Fiktif Dimata Pengemudi Go-Jek
Selama satu minggu ke depan, 1400 an orang ini terancam tidak dapat bekerja.
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Persoalan order fiktif menjadi alasan yang santer terdengar menjadi pemicu dilakukannya suspen oleh Manajemen Go-Jek.
Orderan fiktif itu ternyata berpengaruh terhadap poin yang diraih oleh driver Go-Jek.
Sebab, jika raihan poin memenuhi target, maka akan mendapatkan potongan harga dari pihak manajemen.
Menurut Agus Budiono, bahwa dalam empat aplikasi yang disediakan driver Go-jek itu bernilai poin-poin berbeda.
Poin-poin ini berjumlah satu hingga tiga poin.
Pertama, jika para driver mendapat order Go-Jek (mengantar orang) dan kurir mendapatkan 1 poin.
Kemudian, jika mendapat order Go-Mart dan Go-Food akan mendapatkan tiga poin.
Poin-poin ini, selanjutnya akan dikumpulkan hingga berjumlah delapan poin.
Ketika poin ini berjumlah delapan, maka para driver akan mendapatkan potongan order sebesar Rp 50 ribu.
"Poin ini berlaku kelipatan," ujarnya, kepada Tribun Bali, Kamis (3/12/2015).
Kemudian, poin berlaku kelipatan ini maksudnya ialah jika driver Go-Jek mendapat poin 16 maka potongan yang berlaku ialah driver mendapat potongan Rp100 ribu.
Itu kemudian yang dikejar oleh para driver.
"Kalau skor atau bintang itu hanya penilaian kerja. Kalau di bintang dua bisa mendapat potongan lima ribu. Kalau bintang satu atau komen jelek dipotong Rp. 20 ribu. Jika bintang lima dapat rating bagus (kerja bagus)," jelasnya.
Di sisi lain, sebelumnya beredar kabar bahwa pokok persoalan diberlakukannya suspen ialah menyangkut orderan di salah satu toko oleh-oleh khas Bali.
Toko oleh-oleh ini banjir pelanggan order.
Namun, ada penilaian dari manajemen, bahwa order di situ banyak yang melakukan order fiktif.
Artinya, tidak ada barang, namun order jalan terus.
"Kami deposit satu juta, tapi denda sampai 10 juta. Kejelasannya ini seperti apa. Kita semua tidak bisa kerja, sekitar1400 orang tidak bisa makan," kata salah seorang driver, Wahyu Purwanto kepada Tribun Bali.
Menurut dia, bahwa ada kejanggalan dari pihak Go-jek terhadap pengemudi.
Yakni, menyangkut sistem skor yang divakumkan sehingga tidak dapat mengambil order.
Selama satu minggu ke depan, 1400 an orang ini terancam tidak dapat bekerja.
"Sistem skor divakumkan, kami tidak dapat mengambil order, selama satu minggu tidak bisa bekerja," ungkapnya.
Pihak Go-Jek menuding, bahwa ada kecurangan yang dilakukan oleh pihak driver dengan masalah orderan.
Orderan itu terkait orderan fiktif.
Namun demikian, tidak dapat diketahui orderan fiktif itu apa.
"Ada kecurangan yang disebut oleh PT Go-Jek. Tapi kecurangannya apa, kami tidak tahu. Tidak dijelaskan. Tiba-tiba ada di sms kalau harus membayar denda," urainya.
Itu kemudian menjadikan pihak Manajemen melakukan suspen terhadap driver.
Dan kemudian, menyulut amarah driver yang menyerbu kantor cabang di Jalan Teuku Umar Barat atau Jalan Marlboro Denpasar, Senin kemarin.