Ayah Korban Peluru Nyasar; 'Angga Itu Penurut dan Rajin Salat'
Angga meninggal akibat peluru nyasar dari oknum polisi Satuan Reserse (Satres) Narkoba Polresta Palembang saat melakukan penggrebekan bandar sabu.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Sumsel, M Syah Beni
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Jenazah Rendi Anggara (11) warga Lorong khotib Kelurahan 14 ilir Kecamatan Ilir Timur (IT) I akhirnya disemayamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat Palembang, Minggu, (6/12/2015) siang.
Angga meninggal dunia akibat peluru nyasar dari oknum polisi Satuan Reserse (Satres) Narkoba Polresta Palembang saat melakukan penggrebekan bandar sabu.
Pantauan Tribun Sumsel, suasana duka masih terlihat jelas dari keluarga Angga.
Terlebih, Romlan, orangtua korban yang hadir dalam pemakaman tersebut.
Romlan, mengatakan, ia berharap kasus penembakan yang mengakibatkan meninggalnya putra keempat dari enam bersaudara ini agar diusut secara tuntas.
"Saya minta hukuman yang setimpal," ujarnya.
Lanjutnya, semasa hidup Angga termasuk anak yang sangat baik, penurut, dan rajin salat.
Ia juga mengatakan, kenangan yang paling dia ingat dari anaknya tersebut, ketika setiap pagi hendak pergi bersekolah.
"Bukan bermaksud membanggakan tapi memang begitu keadaannya," ujarnya
Diberitakan sebelumnya, Rendi Anggara (11) yang masih duduk di kelas V SD Negeri 46 Palembang ditemukan keluarganya terkapar di depan rumah dengan bersimbah darah di Jalan Segaran gang Aida RT 11 RW 04 Kelurahan 13 Ilir Palembang, Sabtu (5/12/2015) pukul 13.00.
Dari informasi, jika sebelum kejadian ada anggota dari Polresta Palembang melakukan pengejaran terhadap pelaku yang kemungkinan pengedar narkoba.
Saat itu, korban sedang main di teras rumah dan tiba-tiba terdengar suara ledakan.
Ketika keluarga keluar, melihat korban sudah terkapar.
Melihat kejadian itu, keluarga mencoba menyelamatkan nyawa korban yang kepalanya telah dipenuhi darah.
Korban meninggal ketika akan dibawa ke rumah sakit karena mengalami luka tembak di kepala bagian kiri.