Wahyudi Habisi Nyawa Istrinya di Depan Anaknya yang Berumur 2 Tahun
“Kepada istri pertamanya dulu juga sering main tangan,” imbuh Suharsono.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO – Kekerasan Wahyudi (43), warga Dukuh Windan RT 1 RW VII Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, terhadap istrinya, Rodiyah Romlah (42) bukan kali pertama terjadi.
Ketua RT 1 Windan, Sumarsono mengatakan, keluarga tersebut memang sering ribut. Bahkan, tidak jarang warga mengetahui Wahyudi sering main tangan jika ada masalah dengan istrinya.
Menurutnya, keributan tidak lain karena masalah ekonomi.
“Hampir setiap hari ribut dengan istrinya,” katan Sumarsono saat ditemui wartawan, Minggu (13/12/2015).
Sumarsono menilai pengakuan Wahyudi mengenai motif penganiayaan terhadap Rodiyah hingga tewas itu bukan karena cemburu semata.
Karena pada dasarnya Wahyudi sering berlaku kasar terhadap istri keduanya itu. Bahkan, sepengetahuan dia, yang bersangkutan kerap kedapatan berlaku kasar terhadap istri pertamanya dulu.
Karena itu pula, istri pertamanya tersebut memilih pisah dan pulang ke orang tuanya sendiri.
“Kepada istri pertamanya dulu juga sering main tangan,” imbuhnya.
Setelah ditinggal istri pertamanya, Wahyudi menikah dengan Rodiyah. Mereka dikarunai seorang anak perempuan yang saat ini berumur dua tahun.
Sebelumnya mereka tinggal di rumah warisan orang tuanya. Namun karena persoalan ekonomi rumah tersebut dijual dan emreka tinggal di gubuk reot yang menempel di gudang songsokan.
“Mereka tinggal disana (gubuk) sudah tiga tahun. Kadang-kadang juga menumpang di tetangga,” katanya.
Sepengetahuan Sumarsono, Wahyudi tidak mempunyai pekerjaan tetap. Menurutnya, yang bersangkutan sempat bekerja di sebuah toko bahan bangunan. Namun karena kedapatan telah mencuri semen dan besi, akhirnya dia dipecat. Semenjak jadi pengangguran, Wahyudi sering memalak warga setempat.
Seperti diketahui, Wahyudi (43), warga Windan RT 1 RW VII, Makamhaji, Kartasura, menghajar istri sirinya, Rosidah Romlah (42) hingga tewas, Jumat (11/12). Ironisnya, penganiayaan itu dilakukan dihadapan anaknya yang baru berumur dua tahun.
Rodiyah meregang nyawa di dalam gubuk setelah dipukuli dengan tangan kosong dan diinjak-injak berkali-kali oleh suaminya. Gubuk reyot dan sempit yang mereka tinggali itu menempel di sebuah gudang rosok milik Poniman. Berdasarkan pengakuan tersangka, kasus pembunuhan tersebut dilatarbelakangi rasa cemburu yang berlebihan.
Penulis: Sofarudin
Sumber: JogloSemar