Anak Tiri Ditahan Kasus Curanmor, Polisi Tawarkan Hukuman Ringan ke Keluarga
Seorang anggota polisi menawarkan hukuman ringan kepada anggota keluarga yang anaknya ditahan karena kasus pencurian motor.
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Pn (36) didatangi tiga anggota Polresta Medan, Sumatera Utara, yang menawarkan hukuman ringan kepada putri tirinya, RAM alias Dinda (17).
Anggota Satuan Reserse Kriminal Polresta Medan pernah menetapkan Dinda masuk daftar pencarian orang karena berulangkali mencuri motor, kini polisi sudah menangkap dan menahannya.
Ketiga polisi yang mengaku anggota Reskrim Polresta Medan itu mendatangi Pn di rumahnya pada Sabtu sekira pukul 00.00 WIB. Hari itu Pn baru pulang dari Polresta Medan.
Satu di antara polisi yang tidak diketahui identitasnya berujar, kelak Dinda bebas dari penjara, maka keluarga harus menjaganya baik agar tak berbuat kriminal lagi dan Pn pun mengiyakannya.
Belakangan, polisi pertama yang berujar demikian kembali mendatangi Pn dan menyampaikan ia bisa membantu agar Dinda tidak dijatuhi hukuman lama di penjara.
"Saya menjawab, 'Bila anak saya memang bersalah, pengadilan yang bisa menjatuhkan hukuman bukan polisi,'" cerita Pn kepada Tribun Medan di rumahnya, Minggu (27/12/2015).
Polisi kedua berbadan gempal segera menimpali jawaban Pn dan memastikan Dinda tak hanya terlibat kasus pencurian motor tapi positif narkoba.
Ia bahkan menambahkan, Kasat Reskrim Polresta Medan, Komisaris Aldi Subartono, turun langsung untuk memeriksa langsung urine Dinda. Pernyataan polisi itu membuat Pance bereaksi.
"Lho, kok Kasat yang melakukan tes urine narkoba Dinda? Kenapa tidak tenaga kesehatan? Bila memang positif narkoba, serahkan saja ke BNNP agar direhabilitasi," balas Pn.
Informasi yang didapat Pn, Dinda tidak mencuri motor, tapi teman prianya, Iqbal, yang sampai sekarang polisi tak kunjung menangkap dan menetapkannya sebagai tersangka.
"Penadah juga tidak ditangkap. Mengapa anak saya dijadikan tersangka? Anak saya cuma teman Iqbal, berada di kamar kos Iqbal saat penggerebekan," Pn mengeluh.