Sutiyoso: Din Minimi Diberi Amnesti
Nurdin Ismail alias Din Minimi bersama anggotanya, Selasa (29/12/2015) pagi menyerahkan 15 pucuk senjata api (senpi).
Editor: Dewi Agustina
"Kalau ini urusan Departemen sosial dan Pemerintah Aceh," katanya.
Lalu tuntutan Din Minimi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus turun ke Aceh untuk memeriksa pengelolaan keuangan Aceh, karena sampai sekarang warga Aceh belum sejahtera. Din juga meminta pada Pilkada 2017 ada tim independen yang memantau, sehingga tak ada intimidasi oleh pihak tertentu.
"Jadi karena itu kita berikan amnesti kepada mereka. Saya sebelum ke sini sudah melapor ke Bapak Presiden, koordinasi dengan Menteri Hukum dan HAM, dengan Komnas HAM dan DPR RI, karena pemberian amnesti harus sepengetahuan DPR RI. Jadi Amnesti ini akan diproses kepada 130 anggota Din Minimi, termasuk yang sudah dipenjara 30 orang," kata Sutiyoso.
Ia juga menyebutkan, dari seratusan anggota Din Minimi, ada tiga anggota mereka yang sudah pisah dengan Din Minimi yang memiliki senpi.
Din juga mengaku sudah tidak memiliki hubungan dengan mereka lagi karena sudah lama tak berkomunikasi.
"Kita khawatirkan, jika mereka melakukan hal-hal yang tidak baik mengatasnamakan Din Minimi, nama Din Minimi bisa tercoreng," ungkap kepala BIN.
Sutiyoso mengaku sangat yakin kalau yang menembak dua Intel Kodim Aceh Utara pada awal 2015 lalu adalah ketiga pria yang sudah pisah dengan Din Minimi. Namun, Sutiyoso mengaku tidak ingat inisial ketiga pria tersebut.
"Nggak hafal saya inisial mereka," ujarnya.
Ia juga mengimbau kepada ketiga kelompok tersebut segera mengikuti jejak langkah Din Minimi.
"Untuk senjata semua sudah kita amankan," katanya.
Secara terpisah Ketua LSM Aceh Human Foundation (AHF), Abdul Hadi Abidin alias Adi Maros menyebutkan, sebelum Din Minimi dijemput kepala BIN, dia mengaku dihubungi Din Minimi untuk ditanyakan pendapatnya.
"Awalnya saya berpikir Din Minimi bercanda, tapi setelah disebutkan sudah ada kesepakatan dengan Sutiyoso, saya mengucapkan Alhamdulillah," ujar mantan GAM tersebut.
Menurut Adi Maros, keinginan Din Minimi setelah turun dari hutan hanya ingin menemui seperti keluarga berujuek dan Ridwan di Geuredong Pase kemudian jika mampu menyantuninya.
"Din tak ikut Pak Sutiyoso karena ingin melihat keluarganya dan anggotanya juga menangis ketika Din Minimi ditawarkan Pak Sutiyoso ke Jakarta," kata Adi Maros.
Namun, dalam waktu dekat dijadwalkan, Din minimi akan dijamu di rumah Sutiyoso.(jaf)