Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alasan Kampung Kubur Bakal Diduduki Personel TNI-Polri Tiga Bulan

Kampung Kubur di Medan identik kampung narkoba dan selama tiga bulan bakal diduduki anggota TNI dan Polri.

Penulis: Array Anarcho
Editor: Y Gustaman
TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Anggota polisi menunjukkan barang bukti berupa botol penghisap saat penggerebekan narkoba dan judi di kawasan Kampung Kubur Medan, Sumatera Utara, Selasa (3/2/2015). Polisi kembali melakukan penyergapan kawasan kampung kubur dan menangkap tujuh tersangka penjual narkoba beserta barang bukti dan sejumlah mesin jekpot.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Tribun Medan/RISKI CAHYADI
Polisi Satuan Narkoba Polresta Medan melakukan penggerebekan di kawasan Jalan Zainul Arifin, Kampung Kubur, Medan, Sumatera Utara, Senin (6/1/2014). Dari penggerebekan tersebut, polisi menangkap 13 orang tersangka yang sedang melakukan transaksi narkoba. TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI

Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Orang-orang menyebutnya Kampung Kubur, satu dari 16 lingkungan di Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Medan, Sumatera Utara.

Sarang narkoba, begitu orang menjuluki Kampung Kubur, mungkin tak setenar Kampung Ambon seperti di Jakarta yang belakangan sudah berbenah dalam beberapa tahun belakangan setelah Polda Metro Jaya memberangus kampung yang terletak di Jakarta Barat tersebut.

Kampung Kubur membetot perhatian unsur keamanan di Kota Medan, bahkan muncul rencana penggerebekan besar-besaran di kampung ini seperti diakui Kapolresta Medan, Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto pada Jumat (8/1/2016).

Jajaran Polresta Medan, Kodim 02/01 BS dan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara sepakat untuk membersihkan Kampung Kubur di Jalan Zainul Arifin, Medan Petisah, identik dengan sarang peredaran narkoba.

"Sekarang ini kami bersama Pemkot Medan tengah membicarakan di mana lokasi pembangunan pos. Setelah pos itu dibangun, selama tiga bulan berturut-turut personel Polresta Medan akan menduduki Kampung Kubur," beber Mardiaz.

Selama menduduki Kampung Kabur, setiap lembaga seperti Dinas Sosial, Front Pembela Islam (FPI) dan Dinas Kesehatan beserta Satuan Polisi Pamong Praja secara bergantian memberikan penyuluhan penduduk dan warga yang tinggal di Kampung Kubur.

Berita Rekomendasi

Jika lembaga tersebut berkaitan dengan agama, maka lembaga tersebut akan memberikan wejangan-wejangan yang sifatnya menambah akidah dan keimanan.

"Bukan polisi saja. Semua pihak terkait, nanti turun langsung ke Kampung Kubur," imbuh Mardiaz.

Sekjen FPI Kota Medan, Amin Tanjung, siap membantu polisi membersihkan Kampung Kubur dari peredaran gelap narkoba dan FPI akan memberikan pencerahan agama kepada masyarakat yang tinggal di sana.

"Kita siap melakukan action untuk memberikan pencerahan agama. Intinya, kami siap menumpas segala bentuk peredaran narkoba yang merusak calon penerus bangsa," sambung Amin.

Sekilas Kampung Kubur

Orang baru yang pertama kali memasuki Kampung Kubur dijamin bakal tersesat dan sangat sulit keluar karena memiliki 30 jalan tikus berupa gang yang sebagian buntu.

"Kalau bapak saya bawa ke dalam, lalu saya tinggalkan, belum tentu bisa keluar. Enggak juga (tembus sungai), bisa jumpa tembok rumah warga. Apalagi kalau kondisinya malam. Ada 30-an lebih gang di sana," cerita seorang tokoh Kampung Kubur kepada Tribun Medan melalui Camat Medan Petisah, M Yunus, pada Senin (27/1/2014).

Ayah dua anak ini yang mewarisi rumah dan bermukim di Kampung Kubur selama 88 tahun meminta identitas dan pekerjaannya tak dipublikasikan.

Meski merupakan tokoh yang dihargai di Kampung Kubur, ia tidak bisa mengusir seorang warga yang ketahuan menjadi pengedar. Paling banter ia hanya menasihati, tetapi tetap saja seperti itu.

"Mereka memang ada yang penduduk setempat. Orang datang macam wisata kuliner sapsap (mengonsumsi sabu). Jangan libatkan Kampung Kubur dalam semua hal. Jangan semua, yang salah disalahkan, yang benar pun harus dikatakan benar," pesan tokoh tersebut.

"Media juga harus fair memberitakan. Mari sama-sama kita benahi. Kita enggak mau mengada-ngada. Memang ada, enggak saya rondokkan itu. Pengedar, saya enggak begitu tahu, tapi orang datang bertamu tentu disambut. Makanya polisi tidak merazia semua karena sudah tahu lokasi di mana saja."

Segala Pemain Ada

Tak sekali si tokoh tadi menerima dampratan keras dari orang-orang yang ia nasihati.

"Capeklah saya. Kalau saya nasihati, dia bilang enggak keluarga kau, bukan kau, dan bukan urusan kau. Mau bagaimana kita? Terkadang betul juga kata mereka. Ada batasan kita mengusir. Kita menggedor hati ke hati. Saya bukan takut nama saya disebut, tetapi lebih baik inisial saja. Kita enggak mau dianggap pengkhianat, tetapi saya tetap berkhianat terhadap narkoba. Kita perang terhadap narkoba," tegas dia.

Meski tak bisa memastikan, si tokoh mengamini narkoba menjangkiti Kampung Kubur pada era 2005-2006 meski kondisinya tak ramai, sementara prostitusi di luar Kampung Kubur, tepatnya di Jalan Kejaksaan.

"Saya juga sering sampaikan ke pemuda di sana, bahwa itu (narkoba) berbahaya. Tidak semua orang Kampung Kubur senang dengan itu. Tapi polisi kalau razia jangan pamer pistol lah," imbuh dia lalu minta pamit pulang.

Sosiolog Universitas Sumatera Utara, Agus Suryadi, mengatakan keberadaan Kampung Kubur diawali dari lokalisasi pertama di Kota Medan.

Menurut Camat Medan Petisah waktu itu, M Yunus, jumlah warga Kampung Kubur kurang lebih 200 kepala keluarga. Pekerjaannya bermacam-macam, seperti pegawai swasta, karyawan toko dan umumnya berpenghasilan rendah.

Menurut Yunus, ketika ada razia kepolisian, masyarakat lebih tenang jika melihat aparat desa yang hadir saat penggerebekan.

"Justru kalau ada kami mereka tenang, kalau enggak ada kami mereka ribut. Cobalah masuk ke dalam. Di dalam itu cuek. Daerah paling aman di sana."

Warga Kampung Kubur bosan melihat kampungnya tak selesai-selesai dari masalah yang itu-itu saja, sehingga mereka merasa terganggu. "Karena enggak tuntas-tuntas," imbuh Yunus.

Kasat Reserse Narkoba Polresta Medan saat dijabat Kompol Dony Alexander pernah berujar pemain di Kampung Kubur ada yang besar dan kecil dan semuanya bisa masuk.

"Semua bisa masuk. Pemain besar ada, pemain kecil ada, kalau kamu tanya seperti itu. Kami memberikan penyuluhan dan penindakan hukum. Kita semua harus bertanggung jawab bukan hanya kepolisian saja," ujar Dony.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas