Mandiri Berkelanjutan Lewat Program Saraswati
Insiatif program Saraswati dimulai sejak 2006 unutk memperkuat program pemberdayaan petani kedelai hitam dengan menggandeng ribuan perempuan
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Usaha meningkatkan taraf hidup petani bisa dilakukan lewat berbagai cara.
Yayasan Unilever Indonesia misalnya, menggelar Program Pemberdayaan Perempuan Saraswati, untuk memperbaiki taraf hidup petani kedelai hitam yang terlibat dalam proses rantai produksi kecapnya yang dipasarkan di Indonesia, yakni Kecap Bango.
Program Pemberdayaan Perempuan Saraswati ini dilaksanakan di tiga provinsi, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Insiatif yang dimulai sejak 2006 ini bertujuan ntuk memperkuat program pemberdayaan petani kedelai hitam dengan menggandeng ribuan perempuan, terdiri dari buruh tani, istri petani dan kelompok sortasi kedelai hitam yang terlibat dalam kegiatan pemilahan kedelai hitam fase pasca-panen.
Sinta Kaniawati, General Manager Yayasan Unilever Indonesia mengatakan, inisiatif ini mampu memberikan perbaikan taraf hidup keluarga petani secara menyeluruh.
"Inisiatif pemberdayaan kaum perempuan ini bermula ketika Yayasan Unilever Indonesia menjalankan program pengembangan petani kedelai hitam di tahun 2001 untuk menghasilkan kedelai hitam bermutu tinggi kultiver Malika melalui kemitraan bersama tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta," kata Sinta.
Program pembinaan petani kedelai hitam ini meliputi penyediaan benih unggul, bantuan akses keuangan, teknik penanaman dengan prinsip pertanian berkelanjutan, pendampingan teknis di lapangan, serta jaminan pasar yang pasti bagi hasil panenan mereka.
Untuk menjalankan Program Pemberdayaan Perempuan Saraswati ini, Yayasan Unilever Indonesia menggandeng sejumlah mitra lokal seperti PERSADA, Spektra, dan ASSPUK.
Mereka juga menyertakan tiga aspek pembangunan, yakni Pengembangan Diri, Pengembangan Ekonomi dan Sosial, dan Pengembangan Organisasi yang mendorong terbentuknya Kelompok Usaha Bersama (KUB), Lembaga Keuangan Perempuan (LKP), dan Kelompok Wanita Tani (KWT).
Program Pemberdayaan Perempuan Saraswati tersebar di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Ngawi, Pacitan, Pekalongan dan Banjarnegara.
Hingga 2014 lalu, YUI telah membina 90 kelompok petani perempuan meliputi 3.300 perempuan yang tergabung dalam termasuk 10 Kelompok Usaha Bersama (KUB), Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Lembaga Keuangan Perempuan (LKP).
Di 2014, program Pemberdayaan Perempuan Saraswati diperkaya menjadi program yang terintegrasi dari aspek Sosial-Ekonomi-Lingkungan yang selaras dengan Unilever Sustainable Living Plan guna menciptakan inclusive business model untuk memperkuat UKM dari para kelompok perempuan ini.
Kesuksesan Malika tidak hanya membawa dampak positif bagi kehidupan para petani, tapi membuka kesempatan bagi para ibu untuk berkembang dan tidak terbatas pada urusan domestik.
"Seiring berjalannya waktu, saya melihat peran perempuan sebagai simpul yang menyatukan program kemitraan dunia akademis, Unilever dan petani kedelai hitam. Inilah yang melatarbelakangi kami untuk membentuk kelompok ibu sortasi,” kata Profesor Dr. Ir Mary Astuti, Guru Besar Fakultas Pertanian dari Universitas Gadjah Mada.
Di Program Pemberdayaan Perempuan Saraswati, Yayasan Unilever juga terlibat dalam kegiatan pendampingan pada kelompok-kelompok usaha dan industri rumah tangga yang dikelola masyarakat.
Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat, yayasan ini membantu memfasilitasi pembuatan nomor P-IRT (Produksi-Industri Rumah Tangga) dan kemasan produk unggulan.
“Sebagai perempuan desa, kami merasa diuwongke dan merasa lebih berani untuk berpendapat, berkreasi, serta berorganisasi. Tampil di panggung menjadi pengalaman yang tak terlupakan, saking pede-nya kami saat tampil tidak ada yang percaya kami ini petani asli,” kata Wulandari dari Kelompok Tani Srikandi.
Sinta percaya program pemberdayaan perempuan semacam ini bisa mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Alasannya sederhana, perempuan yang berani berekspresi otomatis lebih berdaya dalam memperjuangkan diri dan keluarganya sehingga menciptakan kemandirian yang berkelanjutan," kata Sinta Kaniawati.
Ditambahkannya, disertai dengan hasil pertanian yang optimal, langkah ini ikut membantu menjaga keberlanjutan bisnis Unilever sekaligus memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.
"Kami berharap Program Pemberdayaan Perempuan Saraswati yang telah berjalan selama hampir 10 tahun dapat terus memberdayakan perempuan sebagai usaha dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera,” imbuhnya.