Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai serah terima jabatan, Senin (11/1/2016) di rupatama Mabes Polri yang dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, Brigjen Pol Ike Edwin, resmi menjabat sebagai Kapolda Lampung.

Sebelumnya Ike Edwin menjabat sebagai Wakapolda Sulselbar.

Ia menduduki jabatan sebagai Kapolda Lampung menggantikan kapolda sebelumnya, Brigjen Edward Syah Pernong yang dimutasi menjadi analis kebijakan Utama Staf Ahli Kapolri.

Ike Edwin dan Edward Syah Pernong keduanya merupakan putra daerah dan masih memiliki hubungan keluarga. Selain itu, keduanya juga tergolong "darah biru".

Edward Syah Pernong yang memiliki gelar Paduka Yang Mulia Saibatin Peniakan Dalom Beliau, Pangeran Edward Syah Pernong Sultan Sekala Brak yang dipertuan ke-23 ini menjabat sebagai Kapolda Lampung sejak 12 Juni 2015.

Sementara Ike Edwin kebetulan ialah adik sepupunya, yang juga perdana menterinya di Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak.

Kepada Edwin, Edward berharap kasus-kasus kriminal di Lampung bisa diungkap.

Lalu langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan Edwin di Lampung? Menjawab hal itu, Edwin mengaku akan segera melakukan pemetaan daerah rawan di wilayah hukumnya.

Selain itu ia juga akan mengevaluasi apa saja kelemahan maupun kekuatan yang ada di Polda Lampung. Termasuk inovasi apa yang diterapkan di sana.

"Saya akan evaluasi dulu, dimana kelemahan dan kekurangan di Lampung. Saya rasa tidak terlalu sulit, selain karena saya putra daerah tapi juga karena saya akan utamakan kearifan lokal. Kearifan lokal ini lebih tua dari pada hukum di Indonesia," beber Edwin.

Disinggung soal bagaimana menghilangkan image lampung yang terkenal dengan kejahatan begal motor, menurut Edwin ia akan mencoba untuk menangani itu.

Menurutnya begal motor adalah kejahatan yang biasa, dan di daerah lain pun begal motor banyak terjadi, tidak hanya di wilayah Lampung.

"Di mana-mana begal itu ada, bukan hanya di Lampung. Di masyarakat kita kan, begitu peristiwa sekali lalu dibilang meresahkan padahal di luaran banyak terjadi juga. Intinya semua masalah saya utamakan kearifan lokal karena selama ini banyak terlupakan. Penyelesaian masalah tidak harus selalu pakai pasukan," ungkapnya.