Pedagang Pasar Cihapit Pakai Acuk Sunda Demi Lestarikan Budaya
Pedagang Pasar Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Rabu (13/1/2016), kompak mengenakan acuk atau pakaian Sunda untuk melestarikan budaya.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ada pemandangan berbeda di Pasar Cihapit, Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/1/2016).
Hampir semua pedagang pasar yang berada di pusat kota itu menggunakan acuk (pakaian) Sunda: pedagang pria mengenakan pangsi dan wanita mengenakan kebaya.
Setiap ratusan pedagang Pasar Cihapit itu memang sedang menjalani kegiatan Rabu Sunda, kegiatan mingguan Kota Bandung yang bertujuan melestarikan budaya Sunda.
Rabu Sunda merupakan program Pemerintah Kota Bandung sebagai bagian dari hari-hari tematik yang berlaku di Kota Bandung.
"Kami sengaja kompak mengikuti kegiatan Rabu Sunda untuk melestarikan tradisi dan budaya Sunda dari cara berpakaian," ujar penanggungjawab Pasar Cihapit Cikaso, M Rizal Faisal, ketika ditemui Tribun Jabar.
Tak hanya berpakaian saja, menurut Rizal, tutur kata dan tingkah laku juga harus sesuai budaya Sunda yang dikenal ramah dan santun kepada para pembeli, sehingga Rabu Sunda tak sekadar simbolis.
"Makanya ketika pembeli sampai di depan pintu atau berkeliling selalu disapa secara sopan, senyum, dan santun. Jangan sampai sudah pakai acuk Sunda, tapi sikap dan tingkah laku tidak Nyunda," beber Rizal.
Kekompakan pedagang menggunakan acuk Sunda juga untuk meningkatkan pembeli dan Pasar Cihapit harus menjadi pasar tradisional yang memiliki ciri khas tersendiri, termasuk menjadi pasar wisata mengingat lokasinya di tengah kota.
"Sebetulnya kami sudah melakukan sebulan lalu, tapi belum kompak. Setelah ada pertemuan dan pemahaman, alhamdulillah mulai Rabu pekan kemarin sudah mulai pakai acuk Sunda. Ada 176 pedagang di pasar ini," imbuh dia.