Jaket Fajrun Bertulis ISIS
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri meringkus Fajrin bin Selan alias Fajrun (27) di Balikpapan, Kaltim, Jumat (15/1) dini hari.
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, BALIKPAPAN - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri meringkus Fajrin bin Selan alias Fajrun (27) di Balikpapan, Kaltim, Jumat (15/1) dini hari.
Polisi menemukan benda-benda bahan peledak, dan tulisan berkaitan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Penangkapan berlangsung kurang dari 24 jam setelah bom meledak di kawasan Sarinah, Jakarta.
Fajrun, sapaan Fajrin, ditangkap di kediaman mertuanya di Kompleks Perumahan PT Her 1, Jalan Swadaya 1, Kelurahan Sepinggan Baru, RT 59, Balikpapan Selatan, Kaltim. Pria asal kota Ambon, Maluku itu sudah menjadi buronan Densus 88 sejak setahun lalu.
Densus menyita banyak benda milik Fajrun. Seperti buku-buku, jaket dan poster yang antara lain terdapat tulisan ISIS.
Berdasarkan pantauan Tribun Kaltim, perseonel densus membawa empat kotak dari kediaman Nurjamaluddin, mertua Fajrun. Tiga kotak ditumpuk rangkait, dan diangkut menggunakan semacam koper roda. Sedangkan satu kota lainnya dijinjing seorang personel polisi.
"Di dalam, buku-bukunya banyak, ada laptop, ada poster, ada jaket yang berlambang bom dan badge bertulis ISIS, bubuk mesiu, bubuk urea, paku, baut. Jadi jadi yang saya lihat itu saja," ujar Ujang, tetangga Fajrun kepada empat orang polisi yang menemuinya.
Sekitar pukul 16.35 Wita, Tribun Kaltim menyaksikan, polisi mendatangi kediaman Ujang. Mereka memintai kesaksian tetangga terkait aktivitas Fajrun.
Ujang juga mengaku baru mengetahui ada penggeberekan, setelah melihat banyak anggota polisi, termasuk Densus 88, berkumpul di dekat rumahnya. Ia bahkan tidak jadi berangkat kerja karena dilarang polisi pergi ke mana-mana. Pakde Ujang, sapaan Ujang, mengaku menyaksikan polisi membawa beberapa barang bukti.
Informasi yang diperoleh, penangkapan Fajrun berlangsung sekitar pukul 04.45 Wita. Ketika itu, Fajrun keluar rumah hendak menunaikan shalat subuh di masjid. Namun sesampai di pertengahan Gang Swadaya 1, Perum Her I, sekitar 200 meter dari rumahnya, tim Densus langsung meringkus.
Tidak ada perlawanan saat petugas Densus menangkap Fajrun, lalu dibawa pergi ke Markas Komando Brimob Polda Kaltim.
Rencana penyergapan dilakukan dini-hari, sekitar pukul 03.00 Wita. Namun polisi memutuskan menunda, menunggu Fajrun ke luar rumah, mengingat keberadaan bayi, anak Fajrun dan Nia. (Selengkapnya lihat infografik)
Selain meringkus Fajrun, Densus juga membawa serta Nurjamal selaku mertua laki, mertua perempuan, dan Nia, sang istri serta si bayi.
Nia dan bayinya, serta mertua perempuan dimasukkan polisi ke mobil multiguna (MPV) Avanza warna hitam bernomor polisi KT 1959 LV. Mereka meninggalkan lokasi sekitar pukul 08.30 Wita. Selama hampir dua tahun ke belakang, Fajrun bersama istri dan putrinya yang masih bayi, usia 10 bulan, menumpang tinggal.
Nia dan mertuanya mengenakan kerudung plus cadar, warna hitam. Bayinya tidak tampak jelas, karena digendong di dalam balutan kerudung.
Hingga kemarin siang, Fajrun bersama istri, anak dan mertuanya masih ditahan polisi di Balikpapan. Setelah itu ia akan dibawa ke Jakarta untuk di periksa lebih lanjut di Mabes Polri.
Pantauan di lapangan, sejak pagi, sebelum pukul 07.00 Wita, puluhan polisi berseragam lengkap menenteng senjata laras panjang berjaga di setiap gang di RT 59 perum PT Her Balikpapan Selatan. Mereka terus berjaga memantau lokasi di sekitar rumah terduga.
Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin mendatangi lokasi penangkapan Fajrun, sekitar pukul 07.00 Wita.
Ia datang bersama Walikota Balikpapan Rizal Effendi. Sekitar 10 menit mereka berbincang di halaman rumah terduga.
Usai mengecek rumah terduga, Irjen Pol Safaruddin menerangkan jajaran Polda Kaltim berfungsi mendukung (memback up) Densus 88/Antiteror Mabes Polri. Dalam pengamanan satuan Brimob dilibatkan, dan Polres Balikpapan terlibat dalam evakuasi keluarga korban.
"Polda Kaltim sifatnya hanya memback-up. Semua ditangani langsung Densus 88," ungkap Safaruddin.
Walikota Balikpapan, Rizal Effendi mengungkapkan keprihatinannya atas adanya kasus dugaan teroris di kota minyak ini. Ia tidak menyangka di kota Balikpapan yang terkenal sebagai kota yang aman dan kondusif, ternyata ada potensi potensi tindak terorisme.
"Tentu ini menjadi kewaspadaan kita semuanya," kata Rizal saat bersama Kapolda Kaltim, Irjen Pol Safaruddin meninjau lokasi penggerebekan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.