Anggota DPRD Medan dan Perwira Menengah TNI Ini Terlibat Cekcok
Warga pun menyoraki dua anggota TNI tersebut dan menyebut bahwa keberadaan TNI mengintimidasi.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Mendapat kabar ratusan rumah di bantaran rel Jalan Mandala By Pass, Lingkungan VIII, Bantan Timur, Medan Denai hendak dieksekusi, sejumlah anggota DPRD Medan mendatangi lokasi penggusuran.
Mereka yang hadir diantaranya Hasyim, Boydo Panjaitan dan Paul M Simanjuntak.
Ketiga kader PDI-Perjuangan yang duduk di Komisi C DPRD Medan itu langsung menemui warga.
Mereka terlibat cekcok dengan dua anggota TNI yang merupakan petugas keamanan PT Kereta Api Indonesia.
"Maaf bapak-bapak TNI, kami datang ke sini memohon agar bapak-bapak membatalkan penggusuran. Sesuai kesepakatan kemarin, penggusuran baru bisa dilakukan setelah kami, warga dan PT KAI melakukan rapat di DPRD," ungkap Boydo, Kamis (21/1/2016) siang.
Mendengar hal itu, dua anggota TNI masing-masing Letkol S Nadeak dan Kapten Sukardi menyebut bahwa mereka hanya melakukan pengamanan.
Soal eksekusi, itu merupakan keputusan PT KAI.
"Begini pak, kami ke sini bukan untuk menggusur. Kami hanya membantu saja," kata Letkol Nadeak.
"Kalau mau membantu, kenapa kok ada eskavator. Ada apa ini pak. Kami meminta agar penggusuran ditunda," ucap Boydo dengan nada meninggi.
Warga pun menyoraki dua anggota TNI tersebut dan menyebut bahwa keberadaan TNI mengintimidasi.
"Mana pulak kalian mau membantu kami. Untuk apa ada TNI di sini. Mana orang kereta apinya. Jangan mereka sembunyi memanggil tentara," teriak sejumlah warga.
Karena kesal mendengar teriakan-teriakan, anggota DPRD Medan itu kembali terlibat cekcok dengan TNI.
Mereka meminta pihak TNI untuk tidak menggusur rumah warga.
"Sudah kami jelaskan pak, orang bapak-bapak janganlah menggusur hari ini. Penggusuran nanti bisa dilakukan setelah rapat bersama," ungkap Boydo sembari menunjuk-nunjuk anggota TNI tersebut.