Anggota TNI Dimaki Warga Bantan Timur
Karena terdesak, anggota TNI itu menjelaskan bahwa pihaknya hanya sekedar membantu warga untuk mengosongkan rumahnya.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Wahid Nurdin
![Anggota TNI Dimaki Warga Bantan Timur](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/polisi_20160121_143402.jpg)
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Penertiban rumah di bantaran rel kereta api Jl Mandala By Pas, Lingkungan VIII, Bantan Timur, Medan Denai, Kamis (21/1/2016) sempat ricuh.
Sejumlah anggota TNI Angkatan Darat turut membantu warga untuk mengosongkan rumahnya.
Namun petugas TNI yang mengaku merupakan petugas pengamanan PT KAI, Letnan Kolonel (Letkol) S Nadeak malah dimaki-maki warga.
"Bapak pun harusnya jangan suka-suka aja. Ini kenapa tentara yang ke sini. Mana orang kereta apinya," teriak sejumlah pemuda dan ibu-ibu rumahtangga di lokasi penggusuran, Kamis (21/1/2016) siang.
Karena terdesak, anggota TNI itu menjelaskan bahwa pihaknya hanya sekedar membantu warga untuk mengosongkan rumahnya.
Mereka menyebut, pihaknya tidak punya wewenang untuk membatalkan penggusuran.
"Tenang pak, bu. Saya pun dulunya besar dari tempat sampah di Padang Bulan nya. Jadi saya tahu. Tapi, dalam hal ini, kami tidak punya wewenang untuk memutuskan," kata Letkol Nadeak.
"Kalau bapak besar dari tempat sampah, harusnya punya perasaan. Banyak kali cerita bapak. Jangan suka-suka hati lah pak," kata ibu-ibu rumahtangga yang berkumpul di bantaran rel.
Begitupun, warga tetap ngotot penggusuran harus ditunda.
Menurut warga, penggusuran baru bisa dilakukan setelah adanya keputusan dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang bakal dilakukan di DPRD Kota Medan.
"Besok RDP nya pak. Tapi kenapa kok sekarang digusur. Kenapa kalian tega kali. Harusnya, kalau kalian dari orang kecil, tahu perasaan kami cemana lah," kata warga lain dari kejauhan.
Karena tak ingin terjadi perdebatan panjang, anggota TNI tersebut memanggil Kepala Lingkungan VIII, Bantan Timur, J Sitohang. Kepala lingkungan kemudian menyarankan warganya untuk bersabar.
"Jangan kalian rusak alat-alat (eskavator/buldoser) bapak-bapak ini ya. Kalian harus tenang," kata J Sihotang.(*)