Berawal dari Sakit Gigi, Jeki Menderita Tumor Ganas
Sudah hampir tiga bulan, anak keenam pasangan Mariah dan Maiman itu menderita tumor ganas di dalam mulutnya, tepat di bagian rahang atas.
Penulis: Subur Dani
Editor: Sugiyarto

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Subur Dani
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH – “Jeki, ini ada abang-abang datang jenguk Jeki. Jangan takut nak ya, ngak apa-apa,” kata perawat saat wartawan menjenguk Jeki Basri (4) yang terbaring di Ruang PICU Rumah Sakit Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh, Senin (25/1/2016).
Jeki Basri (4) adalah bocah asal Desa Trans Laecikala, Kecamatan Suro Baru, Aceh Singkil.
Sudah hampir tiga bulan, anak keenam pasangan Mariah dan Maiman itu menderita tumor ganas di dalam mulutnya, tepat di bagian rahang atas.
Wajahnya tampak membengkak, mulutnya pun terbuka lebar. Untuk bertahan hidup, dokter memasang dua selang kecil di hidung dan lehernya, untuk kebutuhan asupan makanannya.
Jeki tak bisa bicara, dia hanya merintih kesakitan dan sekali-kali bergerak. Matanya sesekali terbelalak, melihat orang-orang yang datang menjenguknya.
Mariah (35) ibu Jeki Basri kepada wartawan mengatakan, penyakit tumor yang saat ini diderita anaknya itu berawal pada November 2015 silam.
“Awalnya dia sakit gigi dan ngak sembuh-sembuh. Saya bilang ke suami, dan kami pun membawanya ke dokter gigi,” kata Mariah.
Tapi sakit gigi yang diderita Jeki tak kunjung sembuh, meski sudah ke dokter gigi. Parahhnya, mulut Jeki mulai membengkak.
“Kemudian kami langsung membawanya ke rumah sakit di sana, dan langsung dirujuk ke RSUZA di Banda Aceh,” kata Mariah.
Sesampai di Banda Aceh, Jeki dirujuk ke RSUZA. Setelah dilakukan pemeriksaan, pihak RSUZA meminta agar Jeki dirawat jalan, dan meminta Jeki kembali satu minggu kemudian.
“Saya pulang ke Singkil, tidak mungkin kami tinggal di Banda Aceh, karena alasan biaya. Setelah satu minggu di Singkil, saya ditelepon sampai empat kali, tapi saya tidak ada uang untuk kembali ke Banda Aceh,” ujar Mariah.
Mariah baru kembali ke Banda Aceh membawa Jeki pada 5 Januari 2016. Saat itu, kondisi Jeki sudah semakin parah, pipi bocah malang itu sudah semakin membengkak.
Sesampai di RSUZA, Jeki langsung dirawat. Pada 22 Januari 2016, bocah malang itu langsung dibawa ke ruang PICU untuk dirawat secara intensif oleh tim dokter.
“Menurut dokter, akan dikemoterpari hingga beberapa kali, saya berharap ia cepat sembuh. Tapi saat ini yang saya susah, kami butuh biaya hidup yang lumayan banyak di sini,” kata Mariah.
Ia juga mengaku, hingga saat ini belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah.
“Saya sekarang hanya berharap anak saya sembuh, dia paling lucu dalam keluarga. Masalah biaya di sini, kami bersabar dan berusaha nantinya,” kata Mariah.