Ini Pengakuan Eks Gafatar Asal Kalimantan Timur
Sebanyak 232 anggota eks Gafatar tiba di Pelabuhan Sooekarno-Hatta Makassar, Rabu (27/1/2016).
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Sebanyak 232 anggota eks Gafatar tiba di Pelabuhan Sooekarno-Hatta Makassar, Rabu (27/1/2016).
Mereka tiba dari Kalimantan Timur menggunakan kapal KM Bukit Siguntang.
Salah satu eks Gafatar Jalil (28) mengatakan sudah lima bulan sejak ia memutuskan untuk meninggalkan Makassar dan menuju ke Kalimantan.
"Saya ke Kalimantan akhir Agustus lalu bersama 32 orang teman yang merupakan mantan anggota Gafatar," kata Jalil.
Jalil juga mengaku bahwa ia sudah meninggalkan segala yang berhubungan dengan Gafatar.
"Gafatar dibubarkan 13 Agustus 2015, lalu kami berangkat akhir Agustus, jadi Gafatar sudah tidak ada, kamI murni ke sana untuk bertani," ungkapnya.
Ia juga menampik tudingan bahwa Gafatar adalah organisasi aliran sesat.
"Gafatar itu bukan organisasi keagamaan yang beraliran sesat seperti yang diberitakan, Gafatar adalah organisasi sosial," tegasnya.
Jalil mengatakan memutuskan untuk ke Kalimantan karena ingin mendukung program kedaulatan pangan pemerintah.
"Kami ke Kalimantan dan membuka pertanian karena kami ingin mendukung program kedaulatan pangan pemerintah, di samping itu biaya di sana lebih murah di banding Sulawesi dan juga banyak lahan tidur yang bisa dimanfaatkan," kata Jalil yang merupakan Alumni Universitas Hasanuddin ini.
Setelah Tiba di Kalimantan, Jalil dan rekannya mengaku diterima oleh pemerintah setempat.
"Pemerintah di sana welcome terhadap kami dengan mengizinkan kami membuka lahan di desa Karya Jaya," ujarnya.
Jalil yang merupakan Alumni Unhas jurusan Teknik Sipil bertindak sebagai orang yang mendesain perumahan dan perkebunan di desa Karya Jaya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
Ia bersama 31 rekannya membuka lahan di sana sebelum mengajak rekan dan keluarganya datang. (*)