Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tidak Boleh Ada Diskriminasi Terhadap Kelompok Eks Gafatar

Negara harus mengambil langka-langka hukum, politik dan administratif terhadap pihak-pihak yang melakukan perampasan terhadap hak-hak eks Gafatar.

Penulis: Jefri Susetio
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Tidak Boleh Ada Diskriminasi Terhadap Kelompok Eks Gafatar
Tribun Jabar/Teuku Muh Guci S
Ratusan bekas anggota Gafatar asal Jawa Barat tiba di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja, Dinas Sosial Jawa Barat, Jalan Raya Cibabat, Kota Cimahi, Selasa (26/1/2016) sekitar pukul 18.00 WIB. Ratusan bekas anggota Gafatar diangkut menggunakan empat bus dan mendapat penjagaan ketat anggota Polri. TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI S 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -  Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara, melansir negara tidak boleh membiarkan praktek diskriminasi terhadap kelompok eks Gafatar

Koordinator KontraS Sumut, Herdensi Adnin mengatakan, negara tidak boleh membiarkan sekelompok orang melarang, menghalang-halangi dan mengancam dengan kekerasan setiap individu.

"Adanya, pembiaran sekelompok Gafatar yang dirampas dan bertempat tinggal lokasi dalam wilayah hukum Indonesia. Apalagi, terlibat dalam perampasan hak milik individu atas alasan suku, agama, ras dan antar golongan," katanya di Kantor KontraS, Jalan Brigjen Katamso, Rabu (27/1/2016). 

Ia menambahkan, seharusnya negara harus mampu menjamin hak-hak setiap warga negaranya. Bahkan, harus mengambil langka-langka hukum, politik dan administratif terhadap pihak-pihak yang melakukan perampasan terhadap hak-hak tersebut.

"Pemerintah sebagai institusi yang menjamin hak warga negara harusnya bekerja berdasarkan konstitusi dan perundang-undangan. Bukan berdasarkan tendensi dan opini publik, stigmatisasi sesat," ujarnya. 

Menurutnya, pengusiran eks anggota Gafatar hanya melahirkan kekisruhan berbangsa dan bernegara.

BERITA TERKAIT

Artinya, bukan tidak mungkin eks anggota Gafatar mendapatkan perlakuan serupa di kampung halamannya.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas