Kemenag Sulsel Libatkan Iman Desa Bimbing eks Gafatar
Wahid menjelaskan bahwa pendekatan yang dilakukan untuk eks Gafatar adalah pendekatan dari tingkat bawah
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat, Wakaf dan Lembaga Kemitraan Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), H.A Wahid mengatakan akan melibatkan imam desa untuk membimbing para eks Gafatar.
"Kita akan libatilkan Imam desa di daerah masing-masing sebagai penyuluh agama untuk menyentuh di mana kekeliruannya dalam agama para eks Gafatar ini," kata Wahid, Kamis (28/1/2016).
Wahid menjelaskan bahwa pendekatan yang dilakukan untuk eks Gafatar adalah pendekatan dari tingkat bawah.
"Pendekatannya dari tingkat bawah, kecamatan atau desa asal mereka dengan melibatkan para mubaligh, guru mengaji atau TPA, dan tokoh agama, kita pelan-pelan masuk dan menggali informasi alasan mereka masuk Gafatar," ungkapnya.
Wahid juga menerangkan bahwa hal pertama yang harus dilakukan untuk eks Gafatar adalah meluruskan pemahaman mereka.
"Kita luruskan dulu pemahaman mereka yang dianggap salah agar dia kembali ke ajaran yang benar. Salah datu pemahamannya yaitu mereka katakan salat itu tergantung kesempatannya, ini yg mau diubah," jelasnya.
Lanjut Wahid, saat ini para eks Gafatar masih bersikap tertutup, dan enggan memberikan informasi.
"Mereka masih tertutup, tapi sedikit-sedikit sudah mulai mau berbicara, kita berusaha mengembalikan suasan yang selama ini dianggap keliru di tengah masyarakat," tambahnya.
Sebanyak 232 eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dipulangkan dari Desa Karya Jaya, Kecamatan Samboja, Kukar Kalimatan Timur, Rabu (27/1/2016).
Setelah tiba, mereka didata lalu dibawa ke tempat penampungan sementara, di Asrama Haji Sudiang Makassar untuk dilakukan pembimbingan sebelum dipulangkan ke daerah masing-masing. (*)