Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Tas Ini Ada Bom, Sinilah Mati Sama-sama Kita

Saat diperiksa polisi dalam tas tidak ditemukan alat peledak, yang ada hanya buku-buku dan kertas-kertas bertuliskan nama-nama perusahaan.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Di Tas Ini Ada Bom, Sinilah Mati Sama-sama Kita
TRIBUN MEDAN / ROYANDI HUTASOIT
Slamet Koko (baju orange) saat diinterogasi polisi di ruang Panic Room Polres Pematangsiantar, Minggu (7/2/2016) 

Laporan Wartawan Tribun Medan  Royandi Hutasoit

TRIBUNNEWS.COM, SIANTAR - Slamet Koko menggemparkan kantor sebuah bank nasional di Pematangsiantar di Jalan Merdeka.

Ia mengaku datang  membawa bom dalam tasnya, Minggu malam (7/2/2016).

Satpam BCA yang bertugas saat insiden terjadi, Karim Rangkuti (24) mengatakan, kejadianya terjadi sekira pukul 19:30 wIB.

"Tadi dia itu mondar-mandir disini, trus dia minta masuk ke dalam kantor, dia bilang mau ganti buku tabungan, kami bilanglah ini bukan jam layanan," ujarnya.

"Habis itu kami tanya, apakah bawa ATM, dia bilang ngak ada. Trus kami suruh keluar dia, saat diluar dijatuhkanya tas di dekat ATM bank itu, dibilangnya ini ada bom, sinilah mati sama-sama kita," ujarnya.

Mendengar hal itu, ia mengatakan langsung menelpon polisi.

Berita Rekomendasi

"Setelah itu kami langsung telepon polisi, langsung diamankan dia, dia melawan tadi waktu mau diamankan polisi," ujarnya.

Saat diperiksa polisi dalam Panic Room Polres Pematangsiantar, didalam tasnya tersebut tidak ditemukan alat peledak, yang ada hanya buku-buku dan kertas-kertas bertuliskan nama-nama perusahaan.

Dalam tas tersebut polisi Juga menemukan kartu pelajar bernama Slamet Koko dari SMA Teladan dan buku sebuah tabungan BCA.

Kepada polisi yang memeriksa ia mengaku bahwa dia tinggal di belakang Universitas Simalungun (USI) bersama keluarganya.

"Saya dibelakang USI tinggal sama kakak, dari kecil aku disana," ujarnya.

Polisi yang melakukan interogasi kepada Koko, Aiptu Darwis, menuturkan bahwa si Koko tersebut seperti ada keterbelakangan mental.

"Aneh-aneh dia bicara, gak jelas, apa yang kita tanya gak jelas dijawab apa, seperti ada kurang-kurangnya," katanya.

Saat www.tribun.medan.com coba berkomunikasi kepada Koko, ia ngomongnya ngelantur, namun saat diajak berhitung dan membaca dia sangat mahir.

Menurut Aiptu Darwis, mereka ada menemukan nomor telepon kelurga Slamet Koko, di dalam tasnya dan sudah menghubunginya.

"Sudah kita telpon tadi keluarganya, katanya mau datang menjemput," ujarnya.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas