Tentara Madura Bertangan Kosong Lumpuhkan Perampas Motor di Suramadu
Serma Nurwasisno, anggota Kodim 0829 Bangkalan, Jawa Timur, seorang diri meladeni perampas motor di dekat Jembatan Suramadu.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Ahmad Faisol
TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Serma Nurwasisno, anggota Kodim 0829 Bangkalan, Jawa Timur, seorang diri meladeni perampas motor. Pengabdiannya diganjar penghargaan dari Polres Bangkalan, Rabu (17/2/2016).
Kasubag Humas Polres Bangkalan, AKP Ipung Abdul Muis, mengungkapkan penghargaan itu merupakan apresiasi pimpinan sebagai bentuk dukungan terhadap Nurwasisno karena berani melawan penjahat.
"Selain anggota Kodim, kami juga memberikan reward kepada empat anggota kami dan empat warga sipil. Termasuk dua siswi yang berhasil mengejar perampas handphonenya. Reward berupa piagam dan uang," kata Ipung kepada SURYA.co.id.
Nurwasisno adalah sopir Dandim 0829 Letkol Inf Sunardi Istanto. Kisah heroiknya bermula saat ia menyopiri Sunardi untuk pemantauan Bangkalan. Saat sampai di jalan akses Suramadu, Desa Petapan, Kecamatan Labang, Selasa (16/2/2016), ia melihat perkelahian.
Semula ia mengira perkelahian itu biasa, namun Sunardi menangkap gelagat aneh.
"Komandan bilang, ayo turun hampiri mereka," kata Nurwasisno menceritakan lagi kisah yang ia alami pada Selasa.
Perintah itu dituruti. Bersama dandim, ia menghampiri pertikaian yang melibatkan tiga orang di seberang jalan, jalur menuju Kota Bangkalan.
"Kamu amankan yang itu, saya pegang yang sebelahnya. Sepertinya percobaan perampasan," ujarnya menirukan perintah Sunardi.
Keduanya belum tahu persoalan sebenarnya. Saat itu mereka hanya melihat seorang berpakaian merah berkali-kali merobohkan motor korban.
"Ada perlawanan tapi saya langsung mengunci tubuhnya sehingga pemuda yang diketahui sebagai pelaku tak bekutik," jelas Nurwasisno.
Ternyata saat itu banyak pengendara melintas mulai menghentikan laju kendaraannya. Mereka mengambil kayu dan batu untuk melampiaskan amarahnya terhadap pelaku berinisial AC (24), warga Desa Bilaporah, Kecamatan Socah.
"Komandan khawatir pelaku jadi sasaran amukan massa. Dimasukkan ke mobil, komandan yang setir menuju Polsek Burneh," kata dia.
Di Polsek Burneh persoalannya menjadi terang benderang. AC saat itu hendak merampas Honda Beat putih bernopol M 6775 NL milik Hozin Zainallah (24), mahasiswa semester VI jurusan politik di Universitas Islam Negeri Surabaya.
Saat perampasan berlangsung, Hozin hendak pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang.
Hozin mengaku memilih tidur di sebuah lapak kosong. Motornya diparkir tak jauh dari peristirahatannya.
"Saya tidak kenal mereka kok dituduh perkosa istrinya. Sebelumnya saya dibentak karena tidur di lapak itu," kata Hozin kepada SURYA.co.id di sela pemeriksaannya di kantor polisi.
Melihat gelagat mencurigakan dari orang tak dikenal, ia mencoba melawan dengan berupaya merebut motor hingga ketiganya terlibat baku hantam.
"Sambil berduel, saya berteriak begal namun tak seorang pun datang. Hingga ada dua anggota TNI menghampiri dan membawa saya dan pelaku ke sini," cerita Hozin.
Sunardi menambahkan, pemberian reward kepada anggota yang berprestasi merupakan bagian dari upaya pimpinan untuk menghargai jerih payah anggota.
"Sekaligus sebagai upaya untuk memberi motivasi bagi yang bersangkutan maupun personel lainnya," kata Dandim kelahiran Klaten, Jawa Tengah itu.
Menurut dia, pemberian penghargaan ini diharapkan mampu menginspirasi personel untuk berupaya bertugas secara optimal.
"Sebaliknya, bagi personel yang melakukan pelanggaran juga harus diberi hukuman secara proporsional," sambung Sunardi.