Cerita Ibunda Almarhum Ryan tentang Atasan Gay dan Dokter Muda Cantik
Saat itu Ryan belum percaya diri karena statusnya masih karyawan harian di perusahaan pertambangan emas PT Sago Prima Pratama.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - “Tembak sudah nak, nanti disambar elang kalau kau tidak tembak,” kenang Mery Pamangin saat anaknya Ryswanta Rombe Pamangin (24) alias Ryan, curhat kepadanya tentang perempuan yang dekat dengannya.
Mery menceritakan, saat itu Ryan menghubunginya melalui telepon seluler untuk bercerita mengenai gadis yang sedang mendekatinya.
Menurut Ryan, dokter muda itu sudah mendesak agar ‘ditembak’.
“Ryan bilang kalau dari bahasanya cewek ini mau betul sama dia. Dia mendesak ditembak,” kata Mery dari Samarinda melalui telepon selulernya.
Disarankan untuk ‘menembak’ gadis dimaksud, Ryan malah pasrah.
“Sudahlah Ma, kalau dia jodoh tidak kemana-mana. Biar aku tidak bilang, pasti jadi kalau jodoh,” ujarnya.
Saat itu Ryan belum percaya diri karena statusnya masih karyawan harian di perusahaan pertambangan emas PT Sago Prima Pratama.
“Malu aku kalau masih harian sudah pacaran. Dia juga masih koas. Nanti kalau sudah permanen, dia selesai koas, cukup sudah uangku barulah,” ujar Mery menceritakan kembali pembicaraan dengan putra sulungnya itu.
Belakangan, kata Mery, pembicaraan Ryan soal dokter muda yang baru semester tujuh itu beredar dikalangan teman-temannya di perusahaan.
“Makanya Ryan bingung, kenapa teman-temannya bisa tahu? Padahal dia tidak cerita sama orang lain,” ujarnya.
Dikatakan Mery, saat itu Ryan juga sedang didekati dan sering diganggu seniornya yang gay. Mery menuding, seniornya itu sempat menyodomi Ryan sebelum akhirnya anaknya itu meninggal dunia karena diduga dibunuh.
Perihal kasus yang melibatkan pria gay itu sebenarnya sudah jauh hari pernah diceritakan Ryan kepadanya.
Baru empat bulan bekerja sebagai karyawan harian di perusahaan pertambangan emas PT Sago Prima Pratama, Ryan menceritakan ada seorang senior yang senang bergaul dengannya.
Senior dimaksud datang kepadanya, disaat sulung dari tiga bersaudara itu merasa teman-temannya di perusahaan menjauhinya.
“Sepertinya ada yang iri sama dia, tetapi tiba-tiba ada seniornya yang senang bergaul dengannya,” katanya.
Senior dimaksud lalu mengajak Ryan bertamu ke kamarnya.
“Dia cerita, di sana kok aku geli, karena aku diraba-raba. Dipegang dadaku, pahaku. Mungkin seperti itu ya Ma kalau orang pacaran? Ryan ini kan tidak tahu pacaran. Dia memang tidak pernah namanya boncengan sama perempuan,” ujarnya.
Ryan kemudian mengaku tidak sadar, lalu tertidur di kamar seniornya itu. Pagi sebelum masuk kerja, diapun keluar dari kamar seniornya itu untuk kembali ke kamarnya.
“Ada temannya yang lihat dia keluar dari kamar seniornya. Lalu dia ditegur, kenapa kau ke situ? Itu orangnya kelainan,” ujarnya.
Ryan menjadi malu bertemu dengan teman-temannya di perusahaan sejak peristiwa itu. Dia malah banyak curhat kepada ibu maupun bapaknya.
Diberitakan, Ryan ditemukan tergeletak bersimbah darah dengan luka potongan pada kedua pergelangan tangannya dan lehernya pada 17 Januari lalu. Saat itu, kamar tempat ditemukannya Ryan dalam kondisi terbuka.
Michael Fhilips, petugas kebersihan yang sedang menjalankan tugas saat itu melihat banyak darah di sekitar kamar. Diapun tidak berani masuk dan berteriak memanggil orang di sekitarnya.
Beberapa karyawan yang berada di sekitar kamarnya lalu menemukan Ryan dalam posisi tertelungkup.
Saat hendak diberikan pertolongan, diketahui Ryan masih memegang pisau cutter. Diapun meronta saat tubuhnya hendak dibalik.
Ryan diketahui meninggal dunia pada 30 Januari setelah 13 hari menjalani perawatan di rumah sakit. Jenazahnya dimakamkan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada 3 Februari.(*)