Tinggi Ombak Capai 5 Meter, Transportasi Aceh-Sabang Terganggu
Kapal cepat Express Bahari 89 yang telah dua hari tidak berlayar karena cuaca buruk.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala UPTD Pelabuhan Ulee Lheue, Misdaryanto ST MSi menyebutkan, informasi diterima pihaknya dari kapten kapal Search and rescue (SAR) menyebutkan, ketinggian ombak di tengah laut, siang kemarin, mencapai 4 sampai 5 meter dengan kecepatan angin 53 knot.
“Laporan terbaru yang kami terima dari kapten kapal SAR yang kami minta bantuan untuk memonitor sampai ke utara Sabang, melaporkan tinggi ombak di tengah laut mencapai 4 meter lebih. Bahkan mencapai 5 meter,” kata Misdaryanto, kepada Serambi di Banda Aceh, Sabtu (27/2/2016) sekitar pukul 12.18 WIB.
Bahkan percikan air laut menyeruak masuk ke bagian anjungan kapal SAR yang ikut memonitor pemberangkatan kapal-kapal dari Pelabuhan Ulee Lheue.
Misdaryanto menyebutkan, kapal cepat Express Bahari 89 yang telah dua hari tidak berlayar karena cuaca buruk, kemarin pagi diizinkan berangkat dari Ulee Lheue menunju Balohan. Namun, jadwal pemberangkatannya dipercepat setengah jam.
“Kalau biasanya cuaca normal berangkatnya pukul 09.30 WIB. Tapi, karena tadi (kemarin-red) harus memburu waktu, sehingga berangkat pukul 09.00 WIB,” kata Misdaryanto.
Begitu juga dengan kapal lambat KMP BRR kata Misdaryanto yang tiba pukul 08.00 WIB dari Sabang, kemarin siang pukul 11.00 WIB diberangkatkan hanya satu trip ke Sabang.
Dalam pelayaran satu trip kapal lambat menuju Sabang itu, pihak Pelabuhan Ulee Lheue memprioritaskan pengangkutan barang yang berkaitan dengan kebutuhan pokok dan bahan makanan yang dibutuhkan oleh warga.
“Mobil pengangkut bahan makanan atau sembako dinaikkan semua ke kapal dan itu menjadi prioritas. Yang masih tertahan di pelabuhan adalah truk yang mengangkut bahan material bangunan, seperti semen dan lainnya, karena itu kan tidak terlalu prioritas. Kemudian sebagiannya ada mobil pribadi dan penumpang,” ujar Misdaryanto.(serambi indonesia/mir)