Laporan wartawan Serambi Indonesia, Masrizal

 TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH – Berawal dari timbulnya rasa kasihan dan prihatin terhadap warga miskin yang tidak memiliki tempat tinggal yang layak, menggerakkan Edi Fadil melakukan gebrakan sosial dan kemanusiaan dengan mengumpulkan bantuan dari masyarakat melalui media sosial facebook.

Edi Fadil kepada tribunnews.com mengatakan, melalui programnya tersebut ia berhasil mengumpulkan donasi untuk membangun 12 unit rumah permanen dengan ukuran 6x6 meter senilai Rp 40 juta.

Semua rumah tersebut diperuntukkan bagi penduduk miskin yang dinilai belum memiliki rumah layak huni di wilayah Aceh Utara dan Aceh Timur.

“Keinginan saya membantu masyarakat miskin yang tinggal di rumah tidak layak huni didasari panggilan hati nurani untuk berbagi sedikit kenikmatan. Banyak warga miskin di Aceh masih tinggal di rumah yang keadaannya seperti sebuah kandang sapi,” katanya, Rabu (2/3/2016).  

Dia menceritakan, setiap dirinya melihat rumah-rumah penduduk miskin yang tidak layak huni selalu difoto dengan Hpnya dan di upload ke facebook.

Dalam postingannya, dia juga memberikan catatan kecil tetang keadaan dan kesusahan pemilik rumah memperbaiki rumahnya di tengah beban keluarga yang berat dan usia yang lanjut.

“Bagi yang punya kemudahan rezeki, dapat mengirim bantuannya ke nomor rekening yang telah dibukanya di sebuah bank. Bantuan uang yang masuk kerekening facebook sosial akan dipublis kembali nama pengirim dan alamatnya serta tujuan penggunaannya,” jelas dia.

Setelah nilai bantuannya mencapai Rp 40 juta, kemudian penduduk setempat secara swadaya membangun rumah warga miskin tadi.

Lalu setelah rumah itu siap lengkap dengan dinding beton, lantai semen, dua kamar, sumur di dalam, dan terpasang jaringan listrik, rumah itu kembali dipublis melalui facebook bergandengan dengan kondisi rumah sebelum dibangun.

Selain itu, melalui program sosial kemanusiaan facebooknya, Edi Fadil juga berhasil menyekolahkan kembali 127 orang anak putus sekolah dari jenjang SD, SMP dan SMA.

Ia juga telah banyak membantu kaum dhuafa miskin yang tidak mampu berobat untuk pergi ke rumah sakit.

“Keluarga miskin yang sakit, dibiayai dana transpornya untuk bisa ke rumah sakit dan memberikan uang makan untuk pendamping yang mendampingi keluarga yang sakit,” pungkas pria kelahiran Lamraya, Kabupaten Aceh Besar, 16 Juni 1984.(*)