Polair Barelang Amankan 2 Ton Minyak Tanah di Perairan Batam
Satuan Polisi Air (Satpolair) Polresta Barelang mengamankan 20 ton minyak tanah di atas Kapal tanpa nama
Penulis: Eko Setiawan
Editor: Sugiyarto
Laporan Tribun Batam, Eko Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Satuan Polisi Air (Satpolair) Polresta Barelang mengamankan 20 ton minyak tanah di atas Kapal tanpa nama yang hendak menuju Tanjunguma, Kamis (3/3/2016) sekitar pukul 09.30 WIB.
Saat penangkapan, Kapten Kapal tidak bisa menunjukan surat-surat lengkap kepada Anggota polair yang melakukan patroli. Atas dasar tersebut, akhirnya Kapal, ABK dan barang Bukti langsung diamakan Polair.
Tidak ada perlawanan yang dilakukan oleh para pelaku dalam penangkapan tersebut, sebab ketika itu jumlah polisi lebih banyak dibandingkan jumlah pelaku. Ditambah lagi, saat berpatroli polisi membawa senjata lengkap.
"Kita amankan ketika mereka hendak menuju Tanjunguma. Memang saat diminta surat-suratnya, mereka tidak bisa menunjukan," sebut Kasatpol Air Polresta Barelang Iptu Arsyad Riyandi, Jumat (4/3/2016) siang.
Dalam patroli tersebut, polisi mengamankan tiga pelaku. Satu kapeten kapal berinisial AT (39) dan dua ABK Kapal masing masing berinisial DN (35) dan K (36). Sejauh ini, satpol Air dan Satreksrim Polresta Barelang saling berkordinasi dengan untuk mengembangkan kasus ini.
Untuk Kapal Tanpa nama saat ini sudah diamankan di pelabuhan Rakyat Batu Ampar. Sementara barang bukti berupa Drum dan jerigen Minyak Tanah dibawa ke Polsek Polair Batu Ampar sebagai Barang Bukti.
Arsyad menambahkan, pelaku selama ini selalu mengambil minyak dari Over Port Liner (OPL) Timur. "Memang kasusnya agak langka. Kalau skala satu jurigen 35 liter, solar hanya Rp 70 ribu, sedangkan minyak tanah, sampai Rp 300 ribu," tegas Arsyad.
Atas kejadian tersebut, ketiganya akan dikenakan pasal 53 tentang undang-undang Migas, dengan hukuman maksimal, 5 tahun penjara.
"Dari pengakuan ABK yang kami tangkap, mereka akan menjual kepada penadah lain, sebelum dipasarkan," pungkasnya. (Koe)