Gara Gara Pisang, Nyawa Abdul Gani Melayang
Abdul Gani merupakan korban penganiayaan dan meninggal dunia akibat banyak luka yang diderita.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Haji Yadi (41) terlihat murung saat ditemui di kamar jenazah RSUD Ulin Banjarmasin, Kamis (17/3/2016) siang.
ia menyaksikan keponakannya, Abdul Gani (25) terbaring kaku, sudah tak bernyawa.
Abdul Gani merupakan korban penganiayaan dan meninggal dunia akibat banyak luka yang diderita.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis (17/3/2016) sekitar pukul 11.30 Wita, di kawasan Handil Ikis, Desa Anjir Muara Kota Tengah RT 07, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Batola.
Ayah satu anak itu dianiaya orang yang dikenalnya diduga warga satu kampung bernama Taufik Rahman alias Ufik Galau (29).
"Saya terkejut juga atas kejadian ini, dapat kabar dari orang rumah saat saya sedang jualan di pasar," kata Haji Yadi, paman korban ditemui di kamar mayat RSUD Ulin Banjarmasin.
Mendapat informasi itu, dia langsung ke tempat kejadian yang berlokasi tak jauh dari rumah korban.
"Sampai sana (TKP), korban sudah meninggal. Saya tak tahu juga penyebabnya dan apa gerangan yang menyebabkan pelaku menganiaya keponakan saya ini," ungkapnya lirih.
Kapolsek Anjir Muara, AKP Andrian Noya membenarkan telah menerima laporan penganiayaan yang menyebabkan korbannya meninggal dunia.
"Begitu mendapat laporan, kami langsung bergerak menuju TKP dan mencari keberadaan pelaku. Tak berselang lama, pelaku bisa kami bekuk," kata Andrian.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, kejadian berawal saat pelaku dan korban bertemu dan entah kenapa terjadi percekcokan.
"Keterangan pelaku, korban menuduhnya mencuri pisang dan selanjutnya pelaku tidak terima dan langsung pulang ke rumah mengambil pisau belati," kata Andrian.
Selanjutnya, Ufik Galau, kembali menemui korban dan terjadilah perkelahian.
"Pelaku langsung menusuk tubuh korban dengan pisau belati pada dada sebelah kiri, selanjutnya korban meninggal dunia di TKP," beber Andrian.
Sementara itu, Ufik Galau masih belum bisa dimintai keterangan karena masih dalam keadaan mabuk berat lem. Bahkan, kata Andrian, Ufik Galau tak bisa dipegang alias selalu berubah-ubah. (ady/don)