TWBI Kukuh Lanjutkan Proyek Meski Ditolak Puluhan Ribu Warga Bali
Atas hal ini, Direktur PT. Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI), Heru Budi Wasesa, menyatakan tetap tidak terpengaruh dengan adanya aksi penolakan.
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Belasan ribu masyarakat Bali dari 27 Desa Pakraman/Adat turun jalan untuk menyuarakan aksinya, Minggu (20/3/2016) sekira pukul 14.00 Wita.
Dalam hal itu, krama (warga) Bali menolak adanya Reklamasi Teluk Benoa dan segera dilakukan pencabutan Perpres 51 Tahun 2014.
Atas hal ini, Direktur PT. Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI), Heru Budi Wasesa, menyatakan tetap tidak terpengaruh dengan adanya aksi penolakan dari masyarakat Bali.
Pihaknya akan tetap melaksanakan proyek revitalisasi (reklamasi menurut warga Bali) meski banyak penolakan yang sudah terjadi belakangan ini.
Menurut Heru, aksi dari Desa Adat di Bali merupakan bagian dari demokrasi.
Sehingga, sah-sah saja ketika itu dilakukan oleh warga Bali. Hanya saja, antara publik dan PT. TWBI sendiri bertentangan, dan PT. TWBI juga berharap bahwa sikap demokrasi itu tetap harus dijunjung tinggi.
"Itu adalah bagian dari demokrasi, jadi sah-sah saja. Tapi, kami punya koridor sendiri dalam menjalankan hal ini," ucapnya, Minggu (20/3/2016).
Dia menegaskan, soal penolakan sudah dari bertahun-tahun dilakukan oleh warga.
Di negara hukum ini sendiri, kata dia, dipastikan semuanya akan berpatokan pada pihak kepolisian dan pemerintah.
Namun begitu, pihaknya tidak akan menentang warga desa adat yang suaranya menolak.
"Kami tidak menentang apapun yang sering warga desa adat lakukan dengan menolak. Tapi di sisi lain, juga kami lihat ada gerakan mendukung. Itu alam demokrasi, dan di alam demokrasi itu kan ada wasitnya. Intinya sederahana, jika ada warga yang menolak, bagi kami punya koridor patokan, itu adalah bentuk demokrasi," tukasnya. (*)