Laporan wartawan Tribun Manado, Ferdinand Ranti

TRIBUNNEWS.COM, MANADO  -  Kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan Piere Tendean, Manado tepatnya di depan Manado Town Square (Mantos), Jumat (25/3/2016).

Informasi yang diperoleh Tribun Manado di lokasi kejadian, saat warga lalu lalang menyeberang di zebra kros terlihat mobil angkutan kota (angkot) sedang mengantri jalur.

Saat tibanya jalur, sopir bernama Dokoi, sopir ini menyuruh seorang lelaki bernama Ale untuk memajukan mobil angkotnya.

Ale yang diketahui tidak bisa mengemudi ini tiba-tiba menyalakan mesin mobil dan menabrak orang yang sedang menyeberang jalan kemudian menabrak dua mobil.

Kejadian sekitar pukul 19:10 Wita. Angkutan kota jalur Malalayang-Pasar 45 yang dikendarai Ale bernomor polisi DB 1552 MK.

Mobil tersebut menabrak tiga pejalan kaki dan dua mobil mikrolet sedang jalur DB 4193 AH dan DB 1501 LK.

Kondisi depan angkot yang dikendarai Ale peyot dan mobil lainnya ringsek.

Sementara pasangan suami istri sudah berumur ini terjepit di antara mikrolet.

Nenek terjepit dan kakek berada di dalam kolong mikrolet serta pejalan kaki lainnya mendapat luka-luka serius.

Saksi yang kala itu berada di lokasi yakni Andre.

Ia baru saja keluar berbelanja dari Mantos tiba-tiba terjadi aksi tabrak ini.

"Untung saja saya belum menyebrang. Tadi saya lihat nenek dan kakek serta salah seorang nyeberang. Nenek itu terjepit di antara mikrolet dan kakek berada di bawah mikrolet," jelasnya.

Lelaki berusia 30 tahun ini mengatakan saat kejadian itu pengendara mikrolet panik dan terus menginjak gas kemudian warga yang berada di lokasi menghentikan.

"Pengendara mikrolet tidak tahu bawa mobil. Yang pemilik mikrolet hanya menyuruh untuk memajukan mobil mikrolet malah menabrak pejalan kaki dan mobil lainnya." Katanya.

Sementara Kasat Lantas Polresta Manado, AKP Roy Tambajong ketika dikonfirmasi membenarkan adanya informasi kejadian tersebut.

"Pengendara mikrolet sudah kami amankan dan sementara dalam proses pemeriksaan. Korban yang ditabrak dilarikan ke RSUP Kandou Manado," Ujar Tambajong. (*)