Bridge Competition Ajak Siswa SMA Cintai Dunia Sipil
Para finalis Bridge Competition 2016 adu siasat dan strategi untuk menjadi pemenang.
Penulis: Monica Felicitas
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Monica Felicitas
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - "Kreatif juga ya. Saya dengar barang segini harus bisa memuat massa," sahut Anto (20) kepada sahabat prianya, sambil mengamati beberapa miniatur jembatan, finalis Bridge Competition 2016, yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Kristen Petra sejak 1 sampai 2 April 2016.
Bertempat di lower ground Ciputra World, kelompok tingkat SMA dan 10 kelompok tingkat perguruan tinggi beradu siasat dan kecermatan dalam menyusun kayu basah sebagai bahan utamanya, untuk dijadikan sebuah jembatan berbagai macam bentuk.
Para finalis ini disaring dari 193 kelompok yang lolos menuju babak selanjutnya. Mereka berasal dari seluruh wilayah di Indonesia, seperti Medan, Makasar, Mataram.
Faisal dan Fiqih, satu dari sekian finalis asal Universitas Narotama Surabaya, Jurusan Teknis Sipil semester dua, mengaku telah banyak melakukan percobaan di laboratorium kampusnya untuk menang lomba tahunan ini.
"Lega setelah presentasi, saya mendapat urutan pertama. Sebelumnya, kami sudah bikin desainnya. Ini kali pertama mengikuti lomba dan persyaratannya pun cukup berat, yaitu rangkaian jembatan tadi haruslah berbobot 25 gram dan mampu menahan beban 40 kilogram. Kurang dari segitu akan didiskualifikasi, kalau lebih dari segitu minus 1000 point. Waktu latihan sempat juga bobotnya kurang, tapi siasat kami bobot mending lebih saja, dari pada diskualifikasi," keluh dia.
Baru kali ini ia menggunakan material kayu basah sebagai bahan baku jembatannya. Problemnya ia susah menghitung karena tak tahu karakteristik kayu.
Para finalis akan memperebutkan hadiah uang tunai, serta tropi penghargaan dari UK Petra Surabaya. Khusus tim pemenang tingkat SMA akan diikutkan dalam lomba Bridge Competition tingkat Internasional di Illinois Institite Of Technology, Chicago USA.
Johan Siandy Putra, Ketua Panitia Bridge Competition 2016 UK Petra, mengatakan masing-masing kategori mendapatkan aspek penilaian berbeda. Tingkat SMA akan dinilai efisiensinya, serta untuk kalangan mahasiswa terdapat dua hal, yaitu poin ketepatan jembatan yang harus menanggung beban minimal 40 kilogram, dan presentasi jembatan di depan dua juri, yang merupakan Dosen Teknik Sipil UK Petra Surabaya.
"Bersyukur tahun ini jauh lebih banyak peminat lombanya. Khusus untuk SMA kami ingin mengajak agar tertarik ke dunia sipil. Setiap tahun peraturan lomba yang kami buat pastinya berbeda," beber Johan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.