TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Bagi warga Kota Barabai, meski sangat jarang terjadi gempa ringan bukanlah hal asing.

Meski jarang terjadi, namun sudah sejak dulu gempa ringan terjadi. Bahkan sejumlah mitos menyertai dalam kejadian gempa di Kota Apam, julukan Kota Barabai.

Hal itu diingat Budi Mualam, warga Barabai yang kini tinggal di Kota Banjarbaru.

Selain pernah merasakan sendiri gempa ringan saat masih sekolah di Kota Barabai, dari kisah-kisah orangtuanya, bahwa gempa ringan sudah terjadi sejak dulu.

"Saya pernah mengalami, tapi orangtua saya sudah mengalami sejak lama," kata Budi yang setelah lulus kuliah, kini bekerja dan tinggal di Kota Banjarbaru.

Ada mitos yang diingatnya mengenai gempa ringan di Kota Apam. Dia ingat kisah orangtuanya, bahwa jika gempa yang terjadi akibat adanya ular raksasa yang lewat di bawah tanah.

"Jadi kalau orang bahari (dulu) menganggapnya bukan gempa, tapi ada ular lewat di dalam tanah. Itu yang dipercaya orang-orang tua dulu," ujarnya.

Gempa bumi ringan, dirasakan warga Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Sejumlah warga merasakan guncangan sekitar 3 detik pada pukul 20.40 Wita.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi getaran gempa yang dirasakan masyarakat Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) pada Selasa (06/04/2016) malam atau sekitarnya pukul 20.35.39 Wita berkekuatan 4,1 SR.

Pusat gempa bumi terletak pada koordinat 1,94 derajat lintang selatan, dan 115,46 derajat bujur timur, tepatnya di darat pada jarak 14 kilometer arah barat daya Kota Tabalong, Kalimantan Selatan, dengan kedalaman hiposenter 10 kilometer.

Guncangan gempa bumi ini dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI di daerah Barabai dan sekitarnya. Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan sebagai akibat dampak gempa bumi ini. (Rahmadhani)