Cerita Terungkapnya Misteri Kasus Pembunuhan di Batam, Dari Tiket Kapal sampai Seprai Berdarah
Selama setahun menjabat Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Yoga Buanadipta Ilafi berhasil mengungkap 13 kasus pembunuhan. Begini ceritanya.
Penulis: Eko Setiawan
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Selama setahun menjabat Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Yoga Buanadipta Ilafi berhasil mengungkap 13 dari 16 kasus pembunuhan.
Ditemui di ruang kerjanya, Yoga menceritakan untuk mengungkap kasus pembunuhan tidaklah mudah. Sedikit saja meninggalkan detail, sebuah kasus pembunuhan bakal tak terungkap.
Ia mencontohkan kasus pembunuhan terhadap pegawai Pertamina yang jenazahnya dibuang di kawasan Punggur. Anggota Reskrim Polres Barelang sudah kehilangan akal lantaran lokasi pembuangan mayat jauh dari lokasi Pembunuhan.
Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Yoga Buanadipta Ilafi berfoto bersama Kapolresta Barelang, Kombes Helmy Santika. TRIBUN BATAM/EKO SETIAWAN
"Tindak kejahatan pasti akan meninggalkan jejak. Bagaimana penyidik bisa peka dengan jejak tersebut," Yoga memulai kisahnya.
Sekain barang bukti yang dipegang polisi adalah seprai korban bertuliskan Boloi. Belakangan penyidik mendalami sprai berlumuran darah tersebut milik sebuah hotel di kawasan Baloi.
Polisi langsung melakukan konfirmasi kepada pihak hotel, ternyata benar setelah diperiksa di dalam kamar ditemukan bercak darah.
"Memang sebelumnya petugas hotel sudah membersihkan ruangan itu. Mungkin saja mereka tidak ngeh jadi tidak tahu. Setelah kita masuk, konfirmasi, ternyata benar korban menginap di sana. Setelah kita periksa di bawah kasur ada bekas darahnya," ungkap Yoga.
Dari sana, tim Reskrim kembali mengungkap pembunuhnya lebih dari satu dan mereka ditangkap di sebuah hotel di kawasan Jodoh, Kota Batam.
"Mereka pasangan kekasih yang melakukan pembunuhan itu," sebut dia.
Kasus kedua yang tak kalah menarik bagi Yoga adalah kasus pembunuhan di Hotel BBC. Korban adalah warga negara Malaysia.
Polisi sempat membongkar tong sampah pelabuhan untuk mencari karcis pelaku. Di sana polisi mendapatkan salah satu pelaku yang sudah berangkat ke Malaysia.
Terakhir, keberadaan pelaku terindikasi sudah berada di atas kapal hendak berangkat ke Malaysia. Polisi berkordinasi dengan pihak pelabuhan dan meminta kapal memutar arah balik ke Batam.
"Kami meminta kapal putar balik. Tersangka tidak tahu kapal itu balik lagi ke Batam, karena dia ketiduran. Dia kira sudah sampai di Malaysia, setelah turun pelaku langsung kita tangkap," kata dia.
Kasus lain yang menguras energi adalah pembunuhan Dian Milinia yang terjadi di kawasan hutan Sei Ladi dengan tersangka Wardiaman Zebua.
Menurut Yoga, ini kasus yang sangat melelahkan, pasalnya polisi harus bekerja ekstra untuk mencari barang bukti agar pelaku Wardiaman bisa ditangkap.
Untuk mengungkap kasus ini, Polresta Barelang harus membuat Tim Kusus yang tergabung dari Polresta Barelang, Polda Kepri dan Mabes Polri.
"Kita banyak sharing dengan senior-senior di Mabes. Malahan Bang Hery Heryawan juga turun kemarin ke sini. Dia banyak memberitahu cara bagaimana mengungkap kasus Wardiaman ini. Kasus ini memang berat, dia tertangkap atas keberhasilan bersama," sambung Yoga.
Satu cara agar Wardiaman tertangkap yaitu menggelar razia rutin. Wardiaman sempat ditangkap karena mencoba menghindari razia, tapi karena tidak cukup bukti akhirnya dilepaskan.
"Karena bukti sudah kuat, kita berhasil menangkap dia. Setelah melakukan proses panjang, pelaku langsung kita tetapkan sebagai tersangka," sebut dia.
Selama menjabat Kasat Reskrim Polresta Barelang, kasus pembunuhan memang menjadi atensi dan tantangan sendiri bagi Yoga.
"Zaman saya menjabat memang kasus pembunuhan sangat mencuat. Pada 2015 saja ada 16 kasus. Belum lagi awal 2016 ini," akunya.
Ditanyakan terkait mutasinya ke Direktorat Polisi Air Polda Kepri, Yoga hanya tersenyum. Ia menganggap mutasi hal lumrah dan ia siap ditempatkan di mana saja.
Sementara tiga kasus pembunuhan yang belum terungkap adalah pembunuhan Dwi Wana Julianggi, seorang SPG yang mayatnya ditemukan di Bukit Dangas, Sekupang Batam; pembunuhan Try Chintya Prasetya yang mayatnya ditemukan di selokan jalan turunan Vista Hotel Baloi. Terakhir, korban pencurian dengan kekerasan di ruko Golden Bits Bengkong, seorang buruh bangunan.
"Masih ada beberapa lagi yang sudah tuntas. Cuma saya lupa, terlalu banyak kasus pembunuhan. Yang jelas baru tiga yang tidak terungkap," terang Yoga.
Menurut dia, pembunuhan terhadap Cintya dan Anggi sudah ada titik terang. Tapi publik diminta bersabar karena penyidik masih bekerja.
Untuk terakhir kalinya, Yoga melakukan sesi foto bersama Kapolresta Barelang Kombes Helmy Santika beserta jajaran Reskrim Polresta Barelang.
"Ini kenang-kenangan kita, kalau kita pernah tergabung dalam satuan Reskrim Polresta Barelang," kenang Yoga sebelum pindah ke pos barunya.