Anaknya Terbukti Sodomi Murid, Kepala Sekolah Minta Maaf
Selama ini dia tidak menyangka anaknya menderita kelainan seksual seperti itu.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Bangka, Pos Nurhayati
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Kepala SDN 27 Jelitik Sungailiat ER meminta maaf kepada anak didiknya dan orang tua siswa korban asusila dilakukan anaknya, RD, yang menjadi guru honorer di sekolah tersebut.
"Saya selaku orang tua dari RD yang mengajar di SDN 27 Sungailiat kepada semua orang tua dan anak murid saya yang menjadi korban perbuatan asusila dari RD saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya. Saya sebagai kepala sekolah telah melakukan tindakan dengan tegas begitu saya mendengar ada berita tersebut dari kapolres pada saat itu juga saya sudah mengeluarkan SK pemecatan dengan tidak hormat," ungkap ER dihadapan wartawan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Padli dan Ketua Yayasan Nur Dewi Lestari Nurmala Dewi Hernawati, Rabu (13/4/2016) di Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka.
Dia memohon maaf atas kelalaian dan kelengahan sebagai orang tua dalam mendidik anaknya sehingga bisa melakukan tindakan asusila kepada anak-anak didiknya.
Selama ini dia tidak menyangka anaknya menderita kelainan seksual seperti itu.
"Dengan ini kami memohon kepada bapak dan ibu orang tua korban permohonan maaf saya atas kelalaian saya karena saya menganggap dia tidak seperti itu karena dekat dia dengan saya. Tidak menyangka akan berbuat seperti itu mungkin kedekatan atau hubungan darah, saya lalai," kata ER.
Untuk perbuatan asusila yang dilakukan anaknya dia menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum yang berlaku.
"Untuk ini sekali lagi saya dengan segenap hati yang dalam atas nama orang tua dari RD, sekaligus kepala sekolahnya untuk keluarga mohon maaf sedalam-dalamnya kepada para korban. Hanya itu yang bisa saya sampaikan," ujar ER.
Menurutnya kejadian ini sebagai pembelajaran bahwa guru digugu dan ditiru dan perbuatan yang dilakukan putranya adalah perbuatan salah.
"Saya mohon maaf sekali lagi, semoga korban berikutnya tidak ada. Dan ini pembelajaran bagi guru yang lain, tidak ada lagi yang melakukan perbuatan serupa," harap ER.(*)