Kepling: Sudin Gila Bukan Karena Narkoba, tapi Ikut Pengajian di Jalan Gajah
Zulkifli (58) Kepala Lingkungan V, Kelurahan Pandau Hulu II Medan Area membantah Sudin Romandona Lubis mengalami gangguan jiwa karena gunakan narkoba.
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Zulkifli (58) Kepala Lingkungan V, Kelurahan Pandau Hulu II Medan Area membantah Sudin Romandona Lubis mengalami gangguan jiwa karena gunakan narkoba.
Sudin gila disebabkan ikut pengajian di Jalan Gajah Medan.
"Setahu saya bukan karena narkoba. Tapi dulu pernah ikut pengajian Jalan Gajah, gagal terus buat onar. Di sini bukan tempat dia tinggal, cuma berteduh saja. Apalagi orangtua laki-laki tinggal di sini, tidur di sini," katanya di Medan Area, Rabu (13/4/2016).
Selain itu, kata dia, sebelumnya orangtuanya pernah membelikan obat penenang.
Namun, kini orangtuanya tidak lagi sanggup membeli obat itu karena penghasil dari menarik becak sangat minim.
"Dulu pernah dibelikan obat penenang, orangtuanya sendiri enggak sanggup, cuma penarik becak. Berapalah penghasilan tukang becak. Mohonlah bantuan orang dermawan Bapak dan Ibu-ibu," ujarnya.
Dia menuturkan, terpaksa membiarkan Sudin dipasung agar tidak menganggu masyarakat lain. Meskipun, pemasungan itu sudah melanggar hukum yang ada di Indonesia.
"Sekarang ini sudah tidak boleh sistem pasung itukan sudah melanggar hukum. Jadi setahu saya tidak narkoba, dia ikut pengajian sifat dua puluh di Jalan Gajah, gagal terus stres. Dulu rajin salat ke masjid, agamanya bagus ini," katanya
Ia membenarkan, jika kumat, Sudin membanting seluruh benda yang ada didekatnya. Bahkan menjerit dan melompat-lompat, sehingga banyak warga ketakutan.
"Kalau kumat melempari orang, supaya enggak ada masalah dipasung. Sudah dipasung saja, dia suka menjerit dan melompat-lompat. Badannya sehat itu karena dikasih makan teratur," ujarnya.
Ia bilang, belum melaporkan tentang masalah pemasungan Sudin kepada lurah. Alasanya, Sudin bukan warga Jalan Gabus tapi warga Medan Tembung sesuai alamat yang tertera di Kartu Tanda Penduduk
(KTP)
"Saya belum sampaikan lurah, sosialisasi belum ada. Dia enggak warga saya, dulu buat onar di kampungnya sana, supaya enggak ribut di kampungnya. Kemudian dibawa ke sini. Di sini orangtuanya cari makan," ungkapnya.(*)