Kisah Sudin Dipasung Lantaran Sering Mengamuk
Dulunya Sudin dikenal sebagai anak yang rajin beribadah di masjid dan ceria namun perlahan mengilang tatkala kedua orangtuanya bercerai pada 2009
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan/Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sudin Romandona Lubis (22) dulunya dikenal sebagai anak yang rajin beribadah di masjid dan ceria.
Namun, keceriaannya perlahan mengilang tatkala kedua orangtuanya bercerai pada 2009 lalu.
Sejak setahun belakangan ini Sudin dianggap menderita gangguan jiwa.
Banyak perilaku Sudin berubah lantaran sering tertawa sendiri dan mengamuk.
Bahkan, tidak jarang melempari rumah tetangganya.
Akibat sering mengamuk, Sudin kemudian dipasung, kakinya diikat rantai dan tinggal dalam gubuk yang berukuran kurang dari 2x2 meter.
Gubuk itu tidak jauh dari beberapa kandang ayam milik warga Jalan Gabus Medan Area.
Selain itu, selama tiga bulan belakangan Sudin tidak pernah keluar dari gubuk sempit itu.
Untuk buang air saja, harus menunggu ayahnya pulang dari menarik becak dayung.
Sudin terlihat tidur pada sebuah amben kayu yang berukuran tidak lebih dari satu meter.
Emben itu terlihat kotor karena lantai gubuk itu belum disemen.
Sedangkan, tinggi gubuk itu sekitar dua meter dan seluruh sisi gubuk hanya ditutup terpal warna hitam.
Suaranya Sudin meninggi saat www.tribun-medan.com melihatnya, Rabu (13/4/2016), berulangkali dia meminta satu batang rokok sembari tersenyum dan menggoyangkan badannya.
Tidak hanya menggoyangkan badan, pria berkulit sawo matang ini menantang beberapa warga yang melihat kondisinya.
Bahkan, ia kesulitan memakai celana sehingga menutup kemaluannya hanya gunakan sarung yang berada di atas ambennya
"Apa sor main kita, main dulu, rokok mana-mana," ujarnya sembari tertawa dan meminta rokok kepada warga.