Sebelum Tawarkan Via Online, Dedi Tiduri Dulu Para ABG Itu
Unit reskrim Polrestabes Surabaya kembali menggagalkan eksploitasi anak di bawah umur.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Unit reskrim Polrestabes Surabaya kembali menggagalkan eksploitasi anak di bawah umur.
Dedi (33) warga Jalan Semolowaru, Surabaya,berhasil diringkus saat ketahuan menjalankan prostitusi online.
Saat di ruang unit reskrim Polrestabes Surabaya, Dedi digelandang bersama dua cewek ABG.
Perkenalan Dedi dengan ELS (16) dan SSL (16) bermula dari jejaring sosial pada awal tahun 2016.
Saat itu, Dedi menawarkan kepada korban untuk bisnis esek-esek dengan tarif Rp 2 juta sekali berhubungan badan.
Tanpa pikir panjang, kedua korban yang masih duduk di bangku SLTA ini menyetujui penawaran tersebut.
Pada April, Dedi yang telah memperoleh pesanan dari pria hidung belang, kemudian menjemput korban di rumah sekitar pukul 17.30.
Keduanya kemudian dibawa ke Hotel Cleo di Jalan Basuki Rahmad, Surabaya.
Dalam setiap melayani pria hidung belang, korban tidak pernah mengetahui identitasnya.
Sebab, Dedi telah mempersiapkan semuanya mulai dari membuat janji dengan tamu hingga memesan kamar hotel untuk bersetubuh.
"Korban ini tinggal masuk ke dalam kamar untuk melayani tamunya," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Matanette, Rabu (13/4/2016).
Dedi diamankan saat mengantar korban di kamar 612 Hotel Cleo. Saat itu, Dedi sempat mengelak bahwa dia menjajakan anak di bawah umur.
"Saat kami sodorkan bukti-bukti, Dedi tak bisa mengelak lagi," ujar Takdir.
"Kami belum bisa memastikan apakah tamunya berasal dari lingkungan Dedi atau di luar. Ini masih kami dalami," jelas dia.
Selain itu, tiga dari puluhan korban lainnya, lanjut Takdir, juga pernah disetubuhi Dedi sebelum ditawarkan kepada pria hidung belang.
"Ada yang ditiduri Dedi sebelum dijual, dan rata-rata mereka yang ditiduri adalah korban yang baru bergabung," terang Takdir.
Di sini, Dedi sengaja mencari mangsa untuk diperdagangkan melalui jejaring sosial yakni Facebook. Hal ini diungkapkan Dedi saat ditemui SURYA.co.id.
PROSTITUSI ONLINE - Salah satu anak di bawah umur yang menjadi korban prostitusi online saat di markas Polrestabes Surabaya, Rabu (13/4/2016).
Dari pengakuan pria pengangguran ini, dia bisa meraup keuntungan sampai Rp 1 juta dari setiap korban.
Bila tamu menyanggupi tarif satu kali kencan senilai Rp 2,5 juta, maka korban akan mendapatkan jatah Rp 1 juta, sedangkan sisanya untuk Dedi.
"Tidak banyak, terkadang Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta, tergantung penawaran tamunya. Kalau sedikit ya harus bagaimana lagi," kata Dedi.
Dedi berdalih, selain dibuatkan janji dengan tamu melaluinya korban juga kerap mencari pelanggan sendiri tanpa bantuannya.
"Tanpa melalui saya mereka bisa mencari sendiri. Biasanya saya hanya mengenalkan di awal, selanjutnya mereka sendiri," kata Dedi.
Sementara itu, ELS mengatakan terpaksa melakoni dunia hitam itu.
Alasannya, membutuhkan biaya untuk jajan adik-adiknya yang masih kecil.
Selain itu, hasil dari ELS berkencan dengan para pelanggan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti membeli handphone, belanja pakaian di mall dan lain sebagainya.
"Buat jajan adik, saya terpaksa seperti ini. Uang Rp 1 juta buat saya itu sudah banyak," katanya sembari menutup wajahnya.
Dengan sesenggukkan korban mengaku tanpa paksaan menjalani bisnis seks ini.
Meski terbilang baru, ELS kerap takut aksinya diketahui orangtuanya.
"Enggak ada paksaan, demi uang mau bagaimana lagi. Kadang juga takut," katanya sambil menitikkan air mata.