Perut Sapi Digunakan Untuk Edarkan Narkoba
Kepala BNNP Kalsel, Kombes Pol Arnowo mengungkap adanya modus baru pelaku narkoba untuk menyelundupkan narkoba.
Penulis: Rahmadhani
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Banjarmasin Post, Rahmadhani
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Trik dan modus para pelaku untuk menyelundupkan narkoba semakin beragam.
Kepala BNNP Kalsel, Kombes Pol Arnowo mengungkap adanya modus baru pelaku narkoba untuk menyelundupkan narkoba.
Dia menyebutkan, saat ini beberapa kasus ditemukan adanya upaya penyelundupan narkoba dengan memanfaatkan hewan ternak.
"Caranya dengan memasukkan narkoba jenis sabu ke dalam perut hewan ternak seperti sapi. Di beberapa daerah sudah ada ditemukan modus macam ini," ujarnya saat menjadi pembicara advokasi bagi instansi pemerintah dalam penyusunan kebijakan pencegahan, pembatasan penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba (P4GN) yang digelar BNNP Kalsel di Hotel Aria Barito Rabu (20/4/2016) siang.
Sebelumnya, masyarakat Kalsel juga dihebohkan dengan penyelundupan narkoba dengan cara memasukkan sabu-sabu ke dalam dubur penumpang pesawat di Bandara Syamsudin Noor yang diungkap Polda Kalsel.
"Dengan binatang lebih aman dan bisa memasukkan dalam jumlah jauh lebih banyak narkoba. Ini patut kita waspadai karena melalui dubur saja sudah terungkap," tambahnya.
Ditambahkannya, jalur laut melalui pelabuhan-pelabuhan konvensional maupun pelabuhan tikus yang banyak tersebar di pesisir pantai Kalimantan Selatan, adalah sasaran para penyelundup narkoba, dibanding penyelundupan melalui jalur udara.
Apalagi dengan belum maksimalnya pengamanan khususnya narkoba di jalur laut, jadi peluang tersendiri bagi pelaku pengedar narkoba.
"Lewat laut bisa mengirim dalam jumlah besar dibanding lewat udara. Penyelundupan carnophen satu kontainer, juga kasus 7 kilogram lebih sabu-sabu yang kita ungkap, semua lewat jalur laut," terangnya.
Pihaknya sendiri atas dukungan Gubernur Kalsel, bersama instansi terkait seperti pihak Bea Cukai, Balai Karantina dan Pelindo akan membentuk satuan tugas khusus interdiksi laut untuk mengatasi hal itu.
"Selama ini siapa yang tau memasukkan narkotika lewat laut? Dengan satgas interdiksi nanti semua instansi terkait bisa dilibatkan, jadi ada kerjasama, termasuk juga di bandara. Tapi utama pelabuhan-pelabuhan tikus itu, paling rawan," katanya.
Di Kalsel sendiri, menurut data BNN Kalsel ada 57 ribu pecandu narkoba.
"Pasarnya terutama kota-kota besar seperti Banjarmasin," sebutnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.