Mimpi Didatangi Almarhum Mertua, Ternyata Paginya Anaknya Tewas Tenggelam di Coban Telu
Air mata jatuh dari teman kuliah kedua calon perawat dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya itu.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Isak tangis terdengar ketika jenazah M Taufiq Bachtiar (23) dan M Hafidl Hasbullah (24) dikeluarkan dari mobil ambulans PMI Kabupaten Malang setibanya di Kamar Mayat RS Saiful Anwar, Kota Malang, Kamis (21/4/2016) siang.
Air mata jatuh dari teman kuliah kedua calon perawat dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya itu.
Puluhan orang sudah memadati kamar mayat beberapa jam sebelum kedua jenazah tiba. Dadang Putrawansyah, salah satu orang yang tidak bisa menahan isak tangis.
Pemuda itu teman satu kos Taufiq dan Hafidl. Dadang masih sempat bertemu dengan Hafidl di rumah kos mereka di Jalan Raya Candi 3A Kota Malang.
"Pagi dia masih terlihat di tempat kos, dia membeli pakan kucing juga. Siang sekitar pukul 11.30 WIB, saya kirim pesan ke dia untuk meminta tolong. Dia menjawab tidak bisa karena posisinya jauh dari kota. Saya menjawab lagi, tetapi centang terus," ujar Dadang.
Hafidl bagi Dadang merupakan sosok yang ramah dan ceria. Hafidl juga terlibat dalam kepanitiaan di pengambilan sumpah profesi yang akan digelar 30 Juli 2016.
"Hafidl dan Taifuq memang suka mbolang, eksplor Malang. Mencari tempat-tempat baru yang asyik untuk dikunjungi. Ketika masih kuliah dan belum bekerja, saya juga kerap ikut, tetapi semenjak kerja paling akhir pekan saja bisa ikutnya," ujar Dadang yang juga alumni PSIK itu.
Setiap mbolang, keduanya selalu mengajak Dadang ataupun Reza, juga teman satu kos dan juga dari PSIK. Namun ketika berangkat, Rabu (20/4/2016), keduanya tidak mengajak Dadang dan Reza.
"Biasanya mereka ngajak, tetapi kemarin tidak. Mungkin karena hari kerja. Kadang kala mereka memang berangkat dulu, terus kalau sudah ketemu tempat asyik, kami bareng-bareng lagi ke tempat itu. Hampir semua tempat wisata di Kabupaten Malang, pernah kami kunjungi," imbuhnya.
Sedangkan menurut Reza, kedua orang tersebut aktif di kegiatan kampus ketika masih aktif kuliah. Hafidl beberapa kali ikut program pertukaran pelajar, sedangkan Taufiq aktif di organisasi lembaga ilmiah.
"Hafidl pernah ke Thailand dan Filipina," ujar Reza.
Karenanya kedua orang itu kaget dan shock mendengar kabar meninggalnya Taufiq dan Hafidl. Reza dan Dadang sempat bertanya-tanya kemana teman mereka karena semalaman tidak terlihat di rumah kos.
Mereka menduga, keduanya pulang malam dan pergi lagi pagi harinya.
Barulah, Kamis (21/4/2016) pagi rumah kos mereka didatangi oleh saudara Taufiq yang mencari keberadaan Taufiq. Sebab keluarga di Jember mendapatkan kabar dari pihak kepolisian, kalau Taufiq dan Hafidl meninggal dunia di Coban Tundo Telu.