Mimpi Didatangi Almarhum Mertua, Ternyata Paginya Anaknya Tewas Tenggelam di Coban Telu
Air mata jatuh dari teman kuliah kedua calon perawat dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya itu.
Editor: Sugiyarto
Sementara itu, Paman Taufiq, Imam S mengatakan keluarga Taufiq di Jember mendapatkan kabar kematiannya pukul 07.00 WIB, Kamis (21/4/2016).
"Kabar dari kepolisian. Kami diminta langsung datang ke Saiful Anwar," ujar Imam.
Ibu Taufiq, Hj Siti Lilik Mudawamah menangis sepanjang perjalanan. Di perjalanan itu, Lilik bercerita kalau malam sebelum anaknya tenggelam, Lilik mimpi.
"Ibunya cerita kalau mimpi didatangi almarhum mertuanya. Datang dan tertawa. Mimpinya malam kemarin, sore harinya Taufiq tenggelam itu," ujar Imam.
Lilik masih shock ketika mengingat anaknya yang baru pulang akhir pekan kemarin. Ketika pulang itu, sang ibu sempat memberi uang anaknya sebesar Rp 1 juta. Tetapi Taufiq hanya mengambilnya Rp 300.000.
Imam menuturkan Taufiq berniat pulang lagi akhir pekan ini sehingga hanya mengambil Rp 300.000. "Dia bilang 'Mik (umi/ibu) Rp 300.000 saja cukup kok, saya kan pulang lagi, hanya seminggu di Malang', itu perkataan dia ketika hanya mengambil sangunya sedikit saja," lanjut Imam.
Taufiq memang pulang ke rumahnya, dengan dijemput sang ibu dan diantarkan mobil ambulans Universitas Brawijaya. Taufiq akan dikebumikan di kampung halamannya.
Meninggalnya Taufiq menjadi pukulan bagi keluarga, karena ia merupakan anak laki-laki sulung dan menjadi kebanggaan keluarga.
Setelah jenazah Taufiq dipulangkan pukul 16.00 WIB, menyusul jenazah Hafidl dipulangkan ke kampung halaman di Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.