Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Napi Lapas Kerobokan Dipukul Oknum Petugas Gara-gara Insiden Buang Angin

Keributan kembali terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Denpasar di Kerobokan, Badung, Bali.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Napi Lapas Kerobokan Dipukul Oknum Petugas Gara-gara Insiden Buang Angin
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Anggota TNI berjaga di luar Lapas Kerobokan dengan senjata lengkap untuk mengamankan kerusuhan yang terjadi di dalam Lapas Kerobokan, Badung, Bali, kamis (21/4/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Keributan kembali terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Denpasar di Kerobokan, Badung, Bali.

Seorang petugas lapas berinisial T disebutkan melakukan pemukulan terhadap seorang warga binaan.

Yang menarik, pemicunya adalah ulah sang napi yang buang angin ketika petugas medis datang memeriksa rekan satu blok yang sakit.

Peristiwa pemukulan itu terjadi Jumat (22/4/2016) sekitar pukul 23.00 Wita.

Saat itu, seorang napi penghuni blok C, Edy, sakit.

Rekan satu blok lalu melaporkan kondisi Edy kepada sipir jaga dan meminta dipanggilkan tim medis.

Petugas medis bernama Kadek Isma Susanti datang masuk ke dalam blok dan melakukan penanganan pertama.

Berita Rekomendasi

Kedatangan petugas medis tersebut membuat "heboh" para penghuni blok C.

Mereka ramai-ramai datang menyaksikan penanganan pertama oleh sang perawat.

Ketika dilakukan penanganan oleh petugas medis, seorang narapidana buang angin alias kentut. Suaranya cukup keras.

Tak pelak, hal itu memancing tawa para warga binaan.

"Karena satu blok itu tertawa, perawat ini tersinggung dan malu. Sang perawat langsung lari keluar blok sambil menangis," jelas sumber Tribun Bali (Tribunnews.com Network) dari kepolisian, Sabtu (23/4/2016).

Akhirnya narapidana yang sakit itu pun ditinggalkan oleh petugas medis, sehingga sekitar pukul 23.30 Wita petugas lapas mengevakuasi Edy ke RSUP Sanglah Denpasar untuk mendapatkan perawatan.

Usai mengantarkan Edy ke rumah sakit, petugas lapas kembali ke lapas sekitar pukul 00.15 Wita.

Petugas lapas berinisial T lalu mendatangi blok C menanyakan warga binaan yang buang angin.

Saat menanyakan siapa orang yang buang angin tersebut, para penghuni sesama blok lainnya langsung menunjuk napi yang dimaksud.

Langsung oknum lapas tersebut melayangkan bogem mentah ke napi yang belum diketahui namanya itu.

Ternyata aksi bogem petugas itu, menyulut emosi napi sesama penghuni blok C.

Mereka geram dan mengejar petugas sembari membawa balok kayu.

"Awalnya mereka (warga binaan di blok C) menanggapi biasa si oknum petugas LP yang menanyakan 'pelaku' pembuang gas. Ternyata, si oknum ini memukulnya. Makanya mereka geram dan mengejar si petugas," kata sumber, yang bertugas berjaga di dalam lapas usai keributan Kamis lalu itu.

Beruntung petugas lapas tersebut berhasil lolos dari amukan warga binaan yang tidak terima dengan aksi ringan tangannya.

Situasi di dalam pun mulai tidak terkendali.

Beberapa petugas lainnya kemudian langsung ke blok C dan menenangkan warga binaan yang emosi.

"Ya, petugas jaga lainnya datang tepat waktu. Keributan pun tidak sampai meluas dan dapat dikendalikan secepat mungkin," tandas sumber tadi.

Saat dikonfirmasi, Kalapas Klas II A Denpasar Slamet Prihantara membantah terjadinya keributan antara petugas lapas dan tahanan.

Pria yang akrab dipanggil Pak Toro ini mengatakan hanya terjadi salah paham. Namun tidak sampai terjadi keributan.

"Tidak benar itu, itu hanya salah paham saja," jelasnya saat dihubungi, Jumat (23/4/2016).

Slamet menyatakan, kejadian tersebut hanya kesalahpahaman dan sudah diselesaikan.

Dia menyebut kondisi di dalam lapas sudah aman dan terkendali.

"Sudah saya selesaikan, sekarang situasi sangat kondusif," tegasnya.

Jangan Saling Menyalahkan
Sebelumnya, Kamis (21/4/2016) malam, keributan terjadi di Lapas Kerobokan.

Keributan diduga dipicu penolakan pelimpahan 11 tersangka kasus bentrok di Jl Teuku Umar Denpasar.

Kemudian muncul dugaan keributan tersebut sengaja dilakukan para penghuni lapas untuk gulingkan Kalapas Slamet yang baru bertugas tiga bulan.

Kalapas baru ini dinilai tegas dan keras soal kejahatan narkoba di dalam lapas.

Terkait dengan kejadian rusuh di Lapas Kerobokan tersebut, Direktur LBH Bali, Dewa Putu Adnyana menyatakan, pihak kejaksaan, lapas, dan kepolisian tidak bisa saling menyalahkan dan seharusnya melakukan evaluasi untuk koordinasi yang lebih baik.

"Untuk solusi jangka pendek, antara lapas, kejari, dan kepolisian sebagai wakil negara harus bersinergi untuk menyelesaikan masalah ini," katanya di Denpasar, kemarin.

Sedangkan solusi jangka panjang, yang terbaik adalah memastikan kehadiran negara membuat rakyat sejahtera.

"Saat ini masih banyak rakyat miskin secara struktural. Kemiskinan inilah yang menjadi pemicu kriminalitas," tegasnya.

Pemindahan lapas dianggap bukan solusi terbaik karena tidak bisa mencabut akar permasalahan.

"Narkoba di dalam lapas bukan persoalan utama, tapi ketidakhadiran negara untuk mensejaterakan warga negara, itu yang menjadi masalah akar," kata Adnyana.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas