Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Seorang wanita dan pria dewasa datang ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Banceuy, Jalan Soekarno-Hatta, Kecamatan Bojong Loa Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (25/4/2016).

Mereka datang bukan untuk mengirimkan makanan kepada warga binaan, melainkan untuk menanyakan kondisi keluarganya yang saat ini masih berada di dalam.

Keduanya bertemu dengan seorang petugas lapas untuk menanyakan kapan keluarganya bisa keluar dari lapas.

Seorang warga binaan itu seharusnya menghirup udara bebas pada hari ini. Namun hal tersebut urung terjadi setelah terjadi kericuhan Sabtu (23/4/2016).

"Tadi kami nanya kapan saudara kami bisa bebas dari Lapas. Cuma tadi katanya datanya terbakar, sehingga harus nunggu dulu. Harusnya hari ini," kata seorang wanita yang enggan disebut namanya.

Kadiv Pemasyarakatan Kakanwil Kemenkum HAM Jabar, Agus Toyib, membenarkan, hari ini ada sejumlah warga binaan yang seharusnya bebas.

Namun ia belum bisa memastikan jumlahnya lantaran masih proses pengecekan.

"Kemarin belum ada warga binaan yang bebas. Kalau hari ini dan besok itu memang ada bebas bersyarat. Jumlahnya belum tahu karena datanya ada sekian ratus masih dipilah dan dicek. Semuanya kami serahkan ke bagian registrasi karena data itu sudah diberikan," ujar Agus kepada wartawan melalui sambungan telepon, Sabtu (25/4/2016).

Agus mengaku telah menerima laporan keluhan adanya penundaan warga binaan yang seharusnya bebas hari ini.

Ia meminta keluarga warga binaan untuk bersabar lantaran petugas tengah mengecek kelengkapan dokumen dan persyaratan.

"Kalau data warga binaan ada, tapi kami sedang meminta data pendukung dari pengadilan dan kejaksaan soal pembebasan. Misalnya hasil vonis pengadilan dan dokumen dari kejaksaan," ujar Agus.

Lantas kapan warga binaan yang berhak bebas itu bisa segera keluar lapas? "Nanti kalau sudah fiks pasti dibebaskan. Sudah saya perintahkan, saya kira tidak ada masalah," ujar Agus.

Kepala Kakanwil Kemenkum HAM Jabar, I Wayan Sukerta, mengatakan, kerugian akibat kericuhan dan kebakaran yang melanda Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Banceuy diperkirakan mencapai Rp 6 miliar.

Selain bangunan dan kendaraan operasional, data-data soal warga binaan turut terbakar pada kerusuhan yang terjadi Sabtu (23/4/2016).

"Tapi kerugian lain-lainnya jauh lebih besar. Misalnya persoalan petugas, persoalan pelayanan, data warga binaan itu jauh lebih besar kerugiannya karena tidak bisa dinilai," ujar Wayan Sukerta, kepada wartawan di Lapas Banceuy, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Senin (25/4/2016). (cis)