Sang Juara Olimpiade Sains Itu Telah Pergi
Febi Kurnia seorang mahasiswi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta yang ditemukan tewas di kamar mandi kampus ternyata seorang yang berprestasi.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Febi Kurnia seorang mahasiswi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta yang ditemukan tewas di kamar mandi kampus ternyata seorang yang berprestasi. Feby diketahui pernah menyabet juara olimpiade sains.
"Ia pernah juara Olimpiade Sains Nasional, lalu pernah mewakili Indonesia, dia juga pernah mewakili Indonesia di Beijing. Pokoknya dia itu anak yang cerdas di akademik," ujar kakak sepupu almarhum, Dyanti Isnani Siregar.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini juga dikenal sebagai pribadi yang ceria dan ramah. Saat di rumah kos, lanjut Dyanti, adik sepupunya itu lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar, menonton TV, atau mendengarkan lagu. Ia juga jarang bercerita soal permasalahan pribadi.
"Setahu saya tidak punya pacar, dia itu jarang bercerita soal pribadi," ucapnya.
Sementara itu, ibu mendiang Feby Kurnia, Nurcahaya Ningsih (48), menambahkan, Feby adalah anak yang penurut dan tekun beribadah. Feby juga pernah meraih juara pertama debat bahasa Inggris tingkat nasional.
"Anaknya itu menurut, baik. Akademisnya bagus, dia itu," katanya.
Sesosok mayat perempuan yang merupakan mahasiswi UGM ditemukan di kamar mandi Gedung S2 dan S3 FMIPA UGM.
Belakangan kemudian diketahui jasad yang ditemukan dengan posisi tengkurap tersebut adalah Febi Kurnia, seorang mahasiswi jurusan Geofisika UGM. Ia dilaporkan hilang sejak Kamis, 28 April 2016.
SMS Janggal
Sang ibunda Nurcahaya Ningsih mengaku merasakan kejanggalan ketika mendapatkan pesan singkat yang dikirim dari nomor ponsel milik Febi. Bahasa yang digunakan pada pesan singkat itu tak seperti biasa yang dipakai atau ditulis Feby.
"Bahasanya yang digunakan tak biasa dipakai anak saya," kata Nurcahaya.
Febi terakhir kontak pada Jumat (29/4/2016), waktu itu bertepatan saat orangtua mendapat kabar dari penjaga kos mengatakan Febi tidak pulang.
Kejanggalan pesan singkat itu terlihat dari pilihan kata Feby yang menyebut dirinya "bi", biasanya Febi tak menuliskan kata seperti itu.
"Biasanya hanya menulis Febi, enggak pernah Bi," ujarnya.
Kejanggalan lain, menurut Nurcahaya, anaknya kalau balas pesan selalu singkat tak pernah panjang.
"Tak seperti SMS terakhir ini," jelas Nurcahaya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Febi terakhir kali terpantau keluar dari kos untuk kuliah pada Kamis (28/4/2016) kemudian ditemukan pada Senin (2/5/2016) malam.
Kesaksian dari sejumlah rekan, Febi masih terlihat beraktivitas mengikuti kuliah pada hari Rabu (27/4/2016).
Sedangkan pada Kamis, Febi diketahui berangkat pagi ke kampus menggunakan motor untuk mengikuti kelas pagi di lantai lima. Tapi dia tak terlihat berada di kelas mengikuti kuliah hingga akhirnya ditemukan tak bernyawa di toilet MIPA UGM.
Tak Ada Bekas Kekerasan
Tim Forensik RSUP dr Sardjito Yogyakarta tidak menemukan tanda kekerasan pada jenazah Febi.
Ketua tim forensik dr Ida Bagus Suryaputera Pidada mengatakan berdasarkan permintaan dari Polsek Bulaksumur Sleman pihaknya awalnya diminta melakukan pemeriksaan luar namun kemudian juga dilakukan pemeriksaan dalam.
"Hasil pemeriksaan luar dan dalam yang kita lakukan, kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan dari tubuh korban," jelas dr Ida.
Hal itu sekaligus mementahkan pernyataan pihak kepolisian yang mengatakan menemukan adanya bekas jeratan di leher jenazah.
Mengenai dugaan bekas jeratan Ida mengakui ada guratan-guratan di leher jenazah namun guratan tersebut bukanlah luka jeratan.
"Jadi karena kondisi mayat sudah membusuk sehingga kemungkinan ada kulit yang sudah menggelembung dan mengelupas membentuk guratan yang mungkin dianggap jeratan," ujarnya.
Dokter Ida Bagus Suryaputera Pidada menambahkan tim forensik RS Dr Sardjito akan melakukan pemeriksaan toksikologi.
Hal itu dilakukan guna mencari adanya kemungkinan racun dalam tubuh yang menyebabkan korban meninggal.
Sementara patologi anatomi dimaksudkan guna mencari dugaan adanya penyakit yang menyebabkan korban meninggal.
Pihaknya sudah mengambil sampel guna melihat adanya zat-zat kimiawi yang mungkin bisa menjadi petunjuk dari beberapa bagian tubuh baik saluran pencernaan maupun liver atau hati.
"Prosesnya biasanya berjalan dua minggu tapi kita usahakan seminggu sudah selesai," jelasnya.
Pihaknya juga sudah mencoba menelusuri rekam medis korban apakah memiliki penyakit yang bisa diduga menjadi penyebab kematian korban termasuk kepada keluarga namun tidak ditemukan.
"Kalau meninggal karena sakit biasanya memang ada ciri-ciri fisik yang bisa dilihat seperti bibir biru dan lainnya, tapi karena jenazah sudah membusuk kita kesulitan mengidentifikasi sehingga pemeriksaan penunjang berupa patologi anatomi harus kita lakukan," tambahnya.
Febi diperkirakan sudah meninggal 3 sampai 5 hari sebelum diperiksa kemarin. Dengan begitu pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab pasti kematian Febi.
Sementara itu Humas RSUP dr Sardjito, Trisno Heru Nugroho mengatakan bahwa pihaknya hanya bertugas mencari penyebab kematian jenazah secara pasti. Sementara mengenai dugaan pembunuhan diserahkan kepada pihak kepolsian.
Motor Ditemukan di Terminal
Polisi belum dapat menyimpulkan penyebab kematian Febi Kurnia (19), mahasiswi Geofisika asal Batam, Kepulauan Riau.
Kapolda DIY, Brigjen Pol Prasta Wahyu Hidayat mengatakan saat ini pihaknya masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus penemuan mayat mahasiwi, Senin (2/4/2016) malam di dalam kamar mandi lantai lima Gedung S2 dan S3 MIPA UGM.
"Kami belum menerima hasil autopsi. Penyebabnya dapat diketahui setelah ada hasil autopsi," terang Kapolda.
Kasat Reskrim Polres Sleman, AKP Sepuh Siregar menerangkan pihaknya telah mengundang rekan-rekan korban guna memberikan keterangan.
Petugas juga melakukan pemanggilan terhadap saksi yang pertama kali menemukan jenazah korban terkurung di dalam kamar mandi.
Saat melakukan olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan adanya tas korban. Tas milik korban antara lain berisi buku pelajaran dan kartu identitas atas nama Febi Kurnia.
"Untuk yang lain (isi tas) sifatnya masih dalam penyelidikan, tidak bisa kami beberkan," ujar AKP Sepuh.
Sedangkan terkait barang korban yang hilang, petugas masih melakukan pendataan. Seperti hilangnya ponsel korban dan sepeda motor korban yang ditemukan di terminal Giwangan.
"Kami mencari berbagai info tentang pelakunya, ada latar belakang apa, kami telusuri," kata AKP Sepuh. (akb/khr/gil/wly/Tribunnews)