Melongok Kehidupan Suku Anak Dalam Kelompok Bukit Beringin di Merangin Jambi
Kumpulan orang rimba di Kelompok Bukit Beringin ini mudah ditemui. Mereka hidup nomaden dan berkelompok di tengah areal perkebunan sawit.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Dewi Agustina
Sang sopir menggunakan bahasa Jambi sempat mengingatkan anak-anak tersebut agar tidak mengejar mobil. Karena itu akan membahayakan mereka.
Banyak SAD yang sudah mau terbuka serta berbaur dengan masyarakat Jambi. Hal ini juga yang ditemukan di SAD Kelompok Bukit Beringin.
Walau hidup di tenda, ada beberapa dari mereka yang memiliki motor. Beberapa anak-anak kecil juga sudah mengenyam pendidikan.
Kehidupan mereka sudah kian maju, tidak lagi bertahan hidup dengan berburu babi tapi banyak juga yang sudah bekerja sebagai penyadap karet dan lainnya.
Untuk urusan sandang, mereka sudah berpakaian lengkap. Anak-anak kecil disana juga sudah mengenakan berbagai aksesoris berupa kalung maupun gelang dari plastik serta manik-manik.
Tenda milik Suku Anak Dalam Kelompok Bukit Beringin di Merangin Jambi.
Sejauh mata memandang, di areal perkebunan sawit itu berjarak sekitar 200 meter berdiri tenda dari terpal seadanya yang dihuni oleh satu keluarga.
Hanya tenda seadanya tanpa sekat itulah yang menjadi tempat mereka berlindung dari hujan, angin dan panas.
Orang tua dan anak-anak hidup dalam satu tenda. Tidak jarang hewan-hewan peliharaan mereka seperti monyet dan anjing juga diajak tidur bersama.
Untuk mandi, mereka masih mandi di sebuah sungai, dimana airnya tidak terlalu jernih bahkan berwarna kehitaman.
Afrizal (45) UPTD Suku Anak Dalam (SAD) Dinas Sosnakertrans Kab Merangin menuturkan khusus di Kelompok Bukit Beringin, jumlah kepala keluarganya ada 18.
"Khusus di Kelompok Bukit Beringin jumlah kepala keluarganya ada 18. Kalau untuk wilayah Merangin ada 13 kelompok dan setiap hari saya keliling memberikan penyuluhan ke mereka," ucapnya.