Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Kronologis Kematian Mahasiswi Akbid USM Indonesia

Wakil Rektor III Universitas Sari Mutiara Indonesia, Karnirius Hareva akhirnya memberikan keterangan terkait kematian mendadak mahasiswinya, Ratna Dew

Penulis: Array Anarcho
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Ini Kronologis Kematian Mahasiswi Akbid USM Indonesia
TRIBUN MEDAN/ARRAY A ARGUS
WR III USM Indonesia, Karnirius Hareva (sebelah kanan) didampingi Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Sumatera Utara, Bahdin Nur Tanjung saat memberikan keterangan terkait kematian mahasiswi USM, Ratna Dewi Gea 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Wakil Rektor III Universitas Sari Mutiara Indonesia, Karnirius Hareva akhirnya memberikan keterangan terkait kematian mendadak mahasiswinya, Ratna Dewi Gea (19).

Saat ditemui sejumlah awak media di kampusnya, Karnirius menyebut pertama kali jasad korban ditemukan oleh petugas cleaning services (CS) bernama Sri Wahyuni.

"Korban ditemukan sekira pukul 06.30 WIB. Saat itu, petugas cleaning services hendak melakukan bersih-bersih," kata Karnirius, Senin (9/5/2016) siang.

Setelah mengetahui korban meninggal dunia di dekat tangga, petugas CS itu menghubungi Kepala Biro Kemahasiswaan USM Indonesia, Dewi Bancin.

Saat menemukan jasad korban, terdapat muntahan dan obat Resochin yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit malaria.

"Didekat jasad korban ditemukan enam papan obat Resochin. Diduga, korban ini keracunan obat," kata Karnirius.

Berita Rekomendasi

Ia menjelaskan, setelah mengetahui korban meninggal dunia, pihak kampus langsung menghungi Polsek Helvetia.

Saat itu juga, polisi datang dan membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

"Apakah korban meninggal karena bunuh diri, kami tidak memastikannya. Kami menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak kepolisian," ungkap Karnirius.

Pada Minggu (8/5/2016) kemarin, kata dia, korban sempat tidak kelihatan. Bahkan, karena korban tidak berada di dalam kampus, sejumlah mahasiswa terpaksa menunda keberangkatan.

"Harusnya mereka ini berangkat praktek Minggu semalam. Tapi korban tidak kelihatan, sehingga keberangkatan mahasiswa lain tertunda," ungkap Karnirius.

Karena sempat tidak kelihatan, teman-teman korban akhirnya sepakat berangkat ke Saribudolok, Simalungun. Sementara korban ditinggal.

"Setelah tidak kelihatan, tadi pagi lah baru ketahuan korban meninggal dunia," ungkap Karnirius.(*)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas