SMAN 3 Yogyakarta, Pelajar Muhammadiyah dan HMI Bikin 'Nasi Bungkus' Trending Topic Twitter
Hingga pukul 18.20 WIB, 'Nasi Bungkus' menempati posisi delapan dari 10 trending topics.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - 'Nasi Bungkus' jadi trending topic Twitter Indonesia, Selasa (10/5/2016).
Hingga pukul 18.20 WIB, 'Nasi Bungkus' menempati posisi delapan dari 10 trending topics.
Kenapa 'Nasi Bungkus' mengemuka dan jadi bahan perbincangan netizen saat ini, tak lepas dari aksi ratusan siswa menengah atas (SMA) juga SMK yang melakukan aksi syukur atas kelulusan mereka.
Aksi yang berbeda dari biasanya.
Biasanya merayakan keluluasan dengan konvoi kendaraan lalu melakukan aksi coret-coret seragam sekolah, namun aksi para siswa ini berbeda.
Mereka melakukan aksi dengan membagi-bagikan nasi bungkus pada tukang becak, pejalan kaki, pekerja yang mereka temui di jalan.
Foto mereka bahkan menjadi viral di media sosial.
Sebuah langkah baru yang menginspirasi generasi muda bawha merayakan kelulusan tidak dengan euforia yang negatif.
Hura-hura, coret-coret seragam dan menciptakan kebisingan atau kemacetan di jalanan, namun ada aksi sosial yang bermanfaat bagi sesama.
Meski demikian ada pula tweet nasi bungkus terkait aksi organisasi HMI yang berikan 4 nasi bungkus untuk empat Ketua KPK dari lima Ketua KPK.
HMI memberikan simbol nasi bungkus yang diberikan merupakan bentuk energi untuk empat pimpinan KPK, tak termasuk Saut Situmorang yang telah dilaporkan ke polisi oleh HMI.
Tweet 'Nasi Bungkus' soal aksi siswa rayakan kelulusan mendominasi sehingga jadi trending topic.
Aksi siswa SMAN 3 Yogya
Reporter Tribun Jogja, Rona Rizkhy Bunga Chasana melaporkan, sebanyak lebih kurang 300-an nasi bungkus dibagikan siswa SMAN 3 Yogyakarta kepada warga sekitar yang membutuhkan.
Hal tersebut dilakukan para siswa sebagai wujud syukur ataskelulusan mereka, Sabtu (7/5/2016).
Kegiatan ini sendiri rutin dilakukan SMAN 3 Yogyakarta, yang menempati peringkat ke-2 se-DIY pada Ujian Nasional (UN) program IPA dan menduduki peringkat 4 pada UN program IPS di tahun ajaran 2015/2016.
Dan hal tersebut diakui pihak sekolah memang merupakan inisiatif dari siswa sendiri bukan permintaan sekolah.
"Ini setiap kelulusan memang rutin digelar dan ini juga inisiatif anak sendiri, bukan permintaan sekolah."
"Penyebaran nasi bungkus juga hanya dilakukan di sekitaran SMAN 3 Yogyakarta kepada yang berhak menerima," ujar Ichwan Aryono, Waka Kurikulum SMAN 3 Yogya.
Menurut Vina Hasna Arifa, siswa SMA N 3 Yogyakarta yang lulus pada tahun ini menyatakan bahwa kegiatan seperti ini merupakan wujud syukur atas kelulusan yang mereka terima saat ini.
Menurutnya, kegiatan itu justru dinilai lebih bermanfaat ketimbang konvoi yang mungkin mengganggu pengguna jalan.
"Seneng banget bisa bagi-bagi nasi. Merasa bersyukur lihat mereka senyum ketika kami berbagi itu seneng banget. Dan mereka juga malah mendoakan kita. Di situ kami merasa bersyukur," jelasnya.
Tukang becak kagum
Bukan hanya SMAN 3 saja, aksi ini juga dilakukan oleh anak SMK.
Reporter Septiandri Mandariana, Tribun Jogja memberikan liputannya.
TRIBUNJOGJA/SEPTI ANDRI MANDARIA - Puluhan orang perwakilan siswa Muhammadiyah se-DIY, bagikan sembako dan nasi kotak sebagai bentuk rasa syukur atas kelulusannya, Sabtu (7/5/2016) sore di seputaran Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
Agung Sapto Ari Cahyadi (42), warga asli Yogyakarta yang bekerja sebagai pengayuh becak sejak 24 tahun lalu mengaku takjub dengan ulah ratusan siswa.
Agung mengaku, biasanya para siswa, khususnya yang berada di DIY ini berkonvoi dengan menggunakan seragamnya yang telah dicorat-coret dan ugal-ugalan di jalanan.
Kali ini ia merasa sangat terbantu, walau hanya dengan satu buah nasi kotak.
Setidaknya, dengan nasi kotak itu Agung bisa sangat terbantu untuk mengisi perutnya yang seharian lapar, dan menghemat pengeluarannya untuk membeli makanan.
"Lebih baik seperti ini, dari pada berkonvoi atau mencoret-coret seragamnya. Itu seragam masih bisa disumbangkan kepada yang kurang mampu."
"Setidaknya sebagai pelajar dan orang yang berilmu pengetahuan, para siswa ini bisa memberi manfaat bagi masyarakat lainnya, khususnya bagi kita yang kekurangan seperti ini," ujar Agung kepada Tribun Jogja, Sabtu (7/5/2016) sore setelah mendapatkan nasi kotak dari puluhan siswa.
Ya, puluhan siswa itu adalah perwakilan dari pelajar Muhammadiyah se-DIY. Mereka menolak keras melakukan hal-hal negatif dan bersifat hura-hura seperti berkonvoi dan mencorat-coret seragam saat kelulusan sekolah.
Menurut beberapa dari mereka, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mensyukuri atas kelulusan sekolah.
Salah satunya dengan yang mereka lakukan sore tadi.
"Soalnya dari pada uangnya dipakai konvoi nggak jelas dan buat coret-coret, mendingan dibeliin sembako dan dibagikan kepada orang-orang yang tidak mampu yang ada di jalanan," ungkap Roes Indah Lestari (18), salah satu siswa SMK Muhammadiyah 2 Moyudan yang mengikuti bakti sosial bertajuk "Aksi Sosial Lulus Seru 2016", yang difasilitasi oleh Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DIY (PW IPM DIY).
Hal serupa pun dikatakan oleh Ela Rosmilawati (18).
Bakti sosial yang dilakukan untuk merayakan kelulusan itu diharapkan bisa menginspirasi siswa lainnya yang baru lulus maupun yang akan lulus pada tahun yang akan datang untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi banyak orang.
"Untuk apa konvoi-konvoi dan buang-buang uang dengan cara yang tidak bermanfaat. Sebagai siswa, kita juga harus bermanfaat bagi banyak orang," tambah Ela.
Ketua PW IPM DIY, Azhar Nasih Ulwan menuturkan, pihaknya bersama para siswa Muhammadiyah se-DIY menggaungkan rasa syukur terhadap kelulusan para siswa dengan mengadakan sebuah kegiatan sosial yang bisa memberi manfaat kepada orang-orang yang tidak mampu.
Menurutnya, kegiatan ini baru pertama kali diselenggarakan oleh pihaknya, yang mana "Aksi Sosial Lulus Seru 2016" ini merupakan sebuah wujud untuk menyalurkan rasa syukur para siswa terhadap kelulusannya dengan kegiatan yang lebih positif.
"Kami menolak keras perayaan kelulusan yang bersifat hura-hura seperti berkonvoi dan menyoret-nyoret seragamnya," tambahnya. (*)