Amunium Nitrat Sebanyak 2050 Karung yang Diduga untuk Kegiatan Terorisme Diamankan
Dalam operasi Gerhana yang dilakukan Direktoriat Jendral Bea dan Cukai gabungan di lima wilayah, mereka berhasil memproses 27 kasus penyelundupan
Penulis: Eko Setiawan
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Dalam operasi Gerhana yang dilakukan Direktoriat Jendral Bea dan Cukai (DJBC) gabungan di lima wilayah, mereka berhasil memproses 27 kasus penyelundupan yang ada di laut.
Dari 27 kasus tersebut, salah satunya tim Patroli Gerhana mengamankan 2050 karung atau 51,250 kg Amunium Nitrat yang ditangkap diperairan Selat Malaka.
Amunium Nitrat tersebut dibawa oleh kapal KM Harapan Kita dan ditangkap oleh Kapal Patroli BC 20005.
"Amunium Nitrat ini adalah benda yang berbahaya. Biasaya benda ini digunakan untuk mengebom ikan diperairan. Selain itu, juga ada indikasi untuk kegiatan terorisme," sebut R Evy Suhartantio Kabit Penindakan Sarana Operasi Kanwil Tanjungbalai Karimun yang juga hadir dalam konfrensi pers di Kantor BC Batam, Selasa (17/5/2016) siang.
Selain itu, tim Gerhana juga mengamankan Kapal Tangker Aspal Abadi. Yang membawa 1890 KL Aspal. Aspal tersebut juga ditangkap ditengah laut oleh tim Patroli yang sedang bertugas.
Ada yang menarik dalam patroli kali ini. Menurut Evy, saat penangkapan dua kapal kayu bermuatan Bawang dari Malaysia.
Ternyata seorang Nahkoda ketahuan tengah mengkonsumsi sabu ditengah laut. Sebagai barang bukti, diatas kapal tersebut juga ditemukan alat hisap bong.
"Kita sudah tanya sama mereka, dia bilang untuk penamabah daya tahan tubuh makanya mereka mengkonsumsi sabu saat berlayar."
"Tetapi tetap saja salah, mereka langsung kita limpahkan ke kepolisian yang ada di Karimun," sambungnya.
Dalam waktu dekat, operasi Gerhana akan kemabali dilakukan. Tentunya hal ini diulang melihat keberhasilan tim Gerhana yang sudah sukses mencegah 27 penyelundupan kasus selama satu bulan.(Koe)