Begini Kronologis Jalan Sehat Fiktif di Jeneponto Versi Gerakan Indonesia Sehat
Kegiatan jalan sehat di Kabupaten Jeneponto, hingga membuat Bupati Iksan Iskandar marah besar kini menimbulkan polemik.
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kegiatan jalan sehat di Kabupaten Jeneponto, hingga membuat Bupati Iksan Iskandar marah besar kini menimbulkan polemik.
Kegiatan jalan sehat diselenggarakan Gerakan Indoesia Sehat yang merupakan bagian dari salah satu perusahaan Multilevel Marketing Ubaindo yang berpusat di Makassar.
Wakil Ketua GIS Makassar, Hadan, Selasa (17/5/2016), menceritakan kronologis hingga jalan sehat ini batal digelar dan dianggap sebagai penipuan di Jeneponto.
"Awalnya saya pikir jalan sehat di Jeneponto tidak akan dilaksanakan karena pesertanya tidak cukup, tapi saya dapat telepon ternyata di sana tetap terlaksana dan bahkan menimbulkan masalah," kata Hadan.
"Saya kira ini sudah batal, karena dari mana logikanya kami kirim baju 333 untuk peserta sedangkan targetnya 5000. Makanya kami batalkan dan ganti kegiatan lain, tapi kami kaget kok masih ada kegiatan ini sampai Bupati Jeneponto turun," jelas dia.
Saat pelaksanaan jalan sehat Minggu pagi , Bupati Jeneponto dan beberapa anggota dewan serta ratusan masyarakat sudah di lokasi, namun panitia dan hadiah tak ada di lokasi kegiatan.
"Ada salah satu anggota DPR yang sudah bayar untuk beberapa tiket, tapi ia tak mendapatkan baju sesuai kesepakatan, ditambah lagi waktu sudah semakin siang tapi belum ada tanda kegiatan akan dimulai," ucap dia.
Hingga akhirnya panitia membatalkan jalan sehat tersebut yang membuat Bupati Jeneponto marah.
"Karena dibatalkan dan bupati marah, panitia yang ada langsung diamankan ke kantor polisi karena takutnya jadi sasaran kemarahan masyrakat, termasuk produk-produk kami semua disita," kata dia.
Hadan mengungkapkan bahwa masalah yang dihadapi saat ini adalah pihaknya tak mengetahui siapa panitia yang mengambil uang pendaftaran peserta.
"Total keseluruhan panitia dan peserta yang membayar itu ada 248 orang, tapi saya tak tahu siapa panitia yang mengambil uang pendaftaran peserta," terang Hudan.