Paguyuban Ojek se-Solo Tolak Ojek Berbasis Aplikasi
Paguyuban ojek se-Surakarta kompak menolak kehadiran pengemudi ojek berbasis aplikasi karena akan merugikan mereka dan tukang becak.
Editor: Y Gustaman

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Labib Zamani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Paguyuban ojek se-Surakarta mengikuti bimbingan dan penyuluhan di Gedung Bhayangkara Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (18/5/2016).
Kegiatan yang diselenggarakan Satuan Bimbingan Masyarakat Polresta Surakarta ini diikuti 150 pengemudi ojek.
Kasat Binmas Polresta Surakarta, Kompol Taufik Oktavianto, mengatakan penyuluhan dilakukan sebagai salah satu bentuk komunikasi kepada para pengemudi ojek.
"Sekecil informasi atau masalah yang mereka hadapi bisa segera teratasi," kata Taufik usai "Serasehan dengan FKPM Komunitas Ojek Surakarata."
Taufik mengatakan, para pengayuh becak banyak mengusulkan agar ojek berbasis aplikasi tidak mendapat ruang di Solo. "Mereka banyak menolak ojek online," kata dia.
Sementara itu seorang peserta, Wisnu, mengatakan jika ojek berbasis aplikasi masuk ke Solo justru akan menurunkan omzet pengemudi ojek pangkalan.
"Kami sepakat menolak ojek online," terang pengurus paguyuban ojek Stasiun Balapan Solo.
Meski Pemkot Solo melarang ojek berbasis aplikasi, aplikasi Get-Jek sudah dapat diunduh melalui ponsel berbasis Android.