Jelang Ramadhan, Warga Indramayu di Denpasar Ziarah ke Makam Raden Ayu Pemecutan
Ustad Imam Zaini selaku ketua rombongan menyatakan, tujuan ziarah ialah mendekatkan diri melalui aulia-aulia (pemimpin, pelindung)
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR- Jelang Ramadhan umat Islam kerap melakukan ziarah. Kebiasaan ini dilakukan menyambut hari kemenangan bagi Umat Islam dan sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT Tuhan YME.
Seperti halnya yang dilakukan oleh 50 orang dari Indramayu, Jawa Barat melakukan ziarah ke makam Raden Ayu Pemecutan atau Raden Ayu Siti Khadijah.
Ustad Imam Zaini selaku ketua rombongan menyatakan, tujuan ziarah ialah mendekatkan diri melalui aulia-aulia (pemimpin, pelindung, penolong perjuangan agama) Tuhan.
Ibaratnya, untuk sebuah doa, kata dia, untuk memohon sesuatu ke Pemerintah Pusat pasti melewati Desa, Kecamatan Kabupaten hingga ke Pemerintah Pusat.
"Ziarah ini ialah sebagai upaya mengenal aulia Allah SWT. Mendoakan seperti apa yang diperintahkan Nabi Muhammad SAW," ujarnya, Rabu (1/6/2016).
Ia menjelaskan, Raden Ayu Pemecutan adalah seorang mualaf. Yang sebelumnya bernama Raden Ayu Made Rai. Meski demikian Raden Ayu Siti Khadijah adalah Aulia Allah yang taat.
Itu dibuktikan dari ceritanya, apabila sebelum kematiannya, Raden Ayu mengalami sakit liver. Dari sakit itu, diadakanlah sayembara.
Sayembara bagi siapa yang bisa menyembuhkan, terutama untuk laki-laki akan dijadikan suami Raden Ayu sendiri.
Setelah itu, ada ulama dari Klaten, Jawa Tengah. Ulama ini mempunyai murid dari Kerajaan Madura yang kemudian menyuruh untuk ikut sayembara.
Dan muridnya dari Kerjaan Madura bisa menyembuhkan. Namun, pada waktu itu ada kesalahpahaman sehingga Raden Ayu meninggal.
Dalam meninggalnya itu ada kontroversial, yang hingga kini diyakini sebagai kepercayaan.
Raden Ayu menyebutkan atau meminta, jika ketika ditusuk menggunakan tusuk konde badannya akan mengeluarkan asap.
Jika asap itu berbau busuk, maka Raden Ayu mempersilahkan dibuang jauh dari wilayah Pemecutan.
Namun jika sebaliknya, berbau wangi, maka meminta untuk dimakamkan di tempatnya bersemayam saat ini.
Dan akhirnya bau asap itu wangi hampir di seluruh Bali tercium wangi. Lantas dari situ timbul kesadaran bahwa ada kesalahpahaman dan fitnah.
"Raden Ayu Pemecutan ialah Aulia Allah. Meski mualaf, insyaallah Khusnul Khotimah. Dan barangkali punya salah, tidak ada salahnya umat untuk mendoakannya," pungkasnya. (ang).