Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pagi Ini Digusur, Aktivitas 'Penjaja Cinta' Lokalisasi Km 17 Masih Normal

Rencana penutupan lokalisasi serentak di wilayah Kaltim yang pencanangannya dilaksanakan di Lokalisasi Bayur

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pagi Ini Digusur, Aktivitas 'Penjaja Cinta' Lokalisasi Km 17 Masih Normal
Tribun Kaltim
Aktivitas di lokalisasi Km 17, Karang Joang, Balikpapan Utara. 

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Rencana penutupan lokalisasi serentak di wilayah Kaltim yang pencanangannya dilaksanakan di Lokalisasi Bayur, Samarinda, Rabu (1/6/2016) ternyata tak berpengaruh dengan aktivitas di lokalisasi Km 17, Karang Joang, Balikpapan Utara.

Pantuan Tribun, geliat aktivitas prostitusi di lokalisasi Km 17 masih berdetak. Sore menjelang malam, Tribun menyambangi lokasi ini, Selasa (31/5/2016).

Beberapa wanita berpakaian minim terlihat berseliweran keluar masuk ruangan. Bangunan rumah-rumah yang menyediakan banyak kamar tersedia masih terbuka bagi tamu pengunjung.

Lantunan musik karoke masih menggema, satu di antaranya di rumah berkode B2 yang terdengar sampai keluar jalan gang. Juzu -- nama samaran, wanita penjaja seks komersial (PSK) yang sedang duduk di kursi kayu depan rumah itu tampak lagi bersantai.

"Sampai sekarang masih buka. Kalau ada yang mau siang ini dilayani saya siap. Boleh saja tidak perlu tunggu tengah malam," ujarnya kepada Tribun yang saat itu mengenakan celana jeans hot pant biru dan berbaju tank tops ungu.

Dia tidak mengetahui rencana pemerintah menutup lokalisasi dan praktik prostitusi di wilayah Kaltim. Lokalisasi Km 17 sebenarnya secara resmi sudah ditutup oleh Pemkot Balikpapan sejak 2013, namun aktivitas di lokalisasi tersebut masa ada.

Rekan Juzu, yang juga penghuni lokalisasi Km 17 menuturkan, tidak ada pemberitahuan apalagi sosialiasi dari pemerintah kota mengenai penutupan lokalisasi Km 17.

Berita Rekomendasi

"Saya tidak dapat kabar harus tutup. Belum ada larangan. Belum ada perintah segel rumah. Saya juga tidak diberi tahu kalau ada sosialisasi diberi pelatihan keterampilan," ujar Sopia, PSK yang sudah berstatus janda dua anak ini.

Menurut pengalaman Sopia, bila ada penutupan pasti dirinya bersama teman-temannya diberi informasi dari pemilik wisma karoke. "Saya kalau disuruh pergi dari sini saya terima saja," kata wanita asal Banyuwangi ini.

Bila usaha prostitusi ditutup, Sopia lebih memilih pulang kampung daripada menetap dan mencari sesuap nasi di Balikpapan. Masih lebih enak hidup di desa bisa berkumpul dengan keluarga dan harga-harga barang kebutuhan sangat murah dibanding di Balikpapan.

"Pulang kampung mau jadi wanita baik-baik. Mau rajin ibadah. Nanti kerja apa saja di desa. Yang penting bisa cari uang buat kebutuhan hidup anak sama saya," tuturnya, yang saat itu mengenakan kaus hijau muda.(m04/m10)  

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas