Pendekar NU Siap Perangi Radikalisme, Terorisme dan Kekerasan Seksual
Termasuk terorisme, kekerasan atas nama agama dan kekerasan seksual yang marak terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG- Ketua Umum Perguruan Silat NU (PSNU) Pagar Nusa Ajengan Mimih Haeruman menegaskan komitmennya, para pendekar NU untuk memerangi radikalisme.
Termasuk terorisme, kekerasan atas nama agama dan kekerasan seksual yang marak terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
"Sejak dulu NU selalu menjadi garda terdepan untuk membentengi negeri ini dari berbagai ancaman. Kini, Pagar Nusa, sebagai Pendekarnya NU membentuk Laskar Anti Kekerasan,"ujar Mimih saat membuka Apel Akbar Pagar Nusa yang diikuti sepuluh ribu pendekar di Lapangan Merdeka Sribhawono, Lampung Timur, Selasa (31/5/2016).
"Kami siap membentengi bangsa dan negara yang kini sedang terancam oleh berbagai bentuk kekerasan. Baik kekerasan struktural, kekerasan vertikal maupun horizontal," tambahnya.
Pembentukan Laskar Anti Kekerasan, menurut Pengasuh Padepokan Santri Manuk Heulang itu, bukan bermaksud mengambil peran negara dan aparat pemerintahan, dari sipil maupun militer.
Tetapi Laskar Anti kekerasan yang dibentuk Pagar Nusa ini justru menjadi mitra aparat dalam melakukan pencegahan dini, pendampingan serta mendorong aparat untuk tegas dalam menegakkan keadilan.
"Laskar anti kekerasan ini akan dibentuk di tujuh provinsi. Selanjutnya Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang, kita intruksikan membentuk hingga di berbagai titik," ujarnya.
"Agar masyarakat mendapat pencerahan dalam mencegah terjadinya kekerasan dalam bentuk apapun. Sementara para korban, kita lakukan pendampingan agar terobati dari trauma," lanjut Mimih.
Sebagai bentuk pencegahan dini terhadap maraknya aksi kekerasan seksual misalnya, Laskar Anti Kekerasan dari pendekar perempuan, akan memberi latihan bela diri.
Laskar juga akan mengajak kepada tokoh masyarakat setempat untuk memahami berbagai bentuk kekerasan. Masyarakat, menurut Mimih, perlu diberi penyuluhan, agar menghentikan sikap diskriminatif dan kekerasan dalam bentuk apapun.
Meski terdiri dari para pendekar, Laskar Anti Kekerasan tidak akan mengerahkan kekuatan fisik, kecuali terpaksa. Laskar ini bergerak dengan penuh cinta. Menjunjung nilai kemanusiaan. Ini juga merupakan perwujudan nilai Pancasila.
"Tidak hanya mendorong penghapusan kekerasan seksual. Kekerasan atasnama negara atau atasnama agama sekalipun, harus dihentikan," tegasnya.
Sementara, Bupati Lampung Timur, Chusnunia, mengaku bersyukur, daerahnya dijadikan titik awal pembentukan Laskar Anti Kekerasan.
Karena itu, pihaknya berkomitmen untuk mengupayakan terbentuknya desa ramah dan mendukung Pagar Nusa Lampung Timur, untuk membentuk Laskar Anti Kekerasan hingga ke desa-desa.
"Kami akan membentuk desa ramah anak sebagai komitmen untuk mendorong penghapusan kekerasan seksual dan kekerasan atasnama apapun,” ujarnya.
Hal sama diungkap Sekjend PBNU, Helmy Faisal Zaeni, yang mendorong terbentuknya rekonsiliasi nasional atas sejumlah tragedi kebangsaan yang pernah mewarnai sejarah negeri ini.
"Kami juga mendesak pemerintah agar tegas terhadap sejumlah kelompok dan organisasi yang mengancam eksistensi negara," imbuhnya.