Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hilirisasi Rumput Laut Pacu Produksi dan Ekspor

Potensi Indonesia sebagai produsen rumput laut terbesar di dunia dengan produksi sebesar 240.000 ton per tahun pada tahun 2014.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Hilirisasi Rumput Laut Pacu Produksi dan Ekspor
ISTIMEWA
Menteri Perindustrian Saleh Husin memamerkan perhiasan perak saat mengunjungi sentra kerajinan emas dan perak Kandawarik di Kelurahan Borong, Manggala, Makassar, Sabtu, 4 Juni 2016. Menperin yang didampingi Direktur Industri Kecil Menengah Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur Kemenperin Sudarto (kanan) mengapresiasi keuletan dan keterampilan perajin yang diwariskan turun temurun dan produknya telah diekspor ke manca negara seperti China dan Hongkong. 

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR- Produksi rumput laut olahan Indonesia terus didorong guna mendongkrak nilai tambah rumput laut mentah dan juga diperuntukkan bagi peningkatan ekspor.

Pengolahan rumput laut juga telah menjadi salah satu industri prioritas bersama industri makanan olahan lainnya.

Potensi Indonesia sebagai produsen rumput laut terbesar di dunia dengan produksi sebesar 240.000 ton per tahun pada tahun 2014.

Saat ini industri pengolahan rumput laut dalam negeri telah memproduksi kurang lebih 17.000 ton produk rumput olahan dari kapasitas terpasang sebesar 25.000 ton.

Artinya, utilisasi kapasitas terpasangnya rata-rata masih sebesar 68% dengan produk utama karaginan dan agar.

"Utilisasi terus kita maksimalkan agar produksi meningkat dan pendapatan pengolah serta petani daya rumput laut lebih baik," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat mengunjungi Kawasan Industri Makassar (KIMA) di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (4/6/2016).

"Begitu juga dengan ekspor mengingat nilai ekspor produk rumput laut olahan pada 2015 sebesar USD 45,2 juta," katanya lagi.

Berita Rekomendasi

Nilai ekspor itu setara Rp 610 miliar dengan merujuk nilai tukar rata-rata rupiah terhadap dollar AS pada tahun 2015 yang sekitar Rp 13.500.

Penjualan keluar negeri itu terdiri dari US$ 35,1 juta karaginan dan US$ 10,1 juta agar, sedangkan nilai impornya sebesar US$ 4,5 juta terdiri dari US$ 4,2 juta karaginan dan US$ 300 ribu agar.

Peningkatan kemampuan hilirisasi industri berbasis rumput laut diharapkan mampu meningkatkan daya saing industri secara nasional sebagai penggerak perekonomian.

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah penghasil rumput laut kering terbesar di Indonesia. Rumput laut juga merupakan komoditi unggulan yang dihasilkan oleh masyarakat di Sulawesi Selatan, khususnya di wilayah pesisir.

Panjang garis pantai di Sulawesi Selatan mencapai 1.900 kilometer dan sampai saat ini yang dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut baru sekitar 568 kilometer.


Sehingga komoditi rumput laut di Sulawesi Selatan mempunyai potensi tinggi untuk dikembangkan, sekaligus untuk memberdayakan masyarakat pesisir.

Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto mengatakan, pada tahun 2015 Kementerian Perindustrian memberikan bantuan mesin peralatan aneka olahan rumput laut kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

"Tujuannya agar meningkatkan nilai tambah dari pengolahan rumput laut kering menjadi produk makanan siap konsumsi," paparnya.

Saat ini bantuan mesin peralatan aneka olahan rumput laut dikelola oleh Koperasi Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Kospermindo).

Yang merupakan koperasi yang bergerak dalam memperdayakan dan mengembangan budidaya rumput laut di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah sejak tahun 2002.

Pada kunjungan kali ini, Menperin juga meresmikan industri pengolahan rumput laut Kospermindo. Produk akhir yang dihasilkan berupa kue, roti, mie, hingga varian otak-otak dan sosis berbahan rumput laut.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulsel Hadi Basamalah menambahkan, pihaknya bakal terus mengembangkan olahan rumput laut ke produk lainnya seperti agar-agar dan kosmetik.

Dia juga merinci, jumlah total industri kecil dan menengah di Sulsel mencapai 57 ribu dan mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 325 ribu orang.

Ketua Kospermindo Arman Arfah mengatakan Kospermindo adalah satu-satunya koperasi di lingkungan KIMA.

"Pengalaman kami membuktikan pengolahan rumput laut tidak identik dengan padat modal karena kami pun mampu menggarap industri ini," ujarnya.

Menperin juga berkesempatan menyambangi sentra kerajinan perhiasan perak dan emas di Kelurahan Borong, Manggala, Kota Makassar.

Sentra kerajinan Borong sendiri telah terkenal dengan keuletan dan kreativitas para perajin yang diwariskan turun temurun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas