Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masyarakat Jepang Begitu Menghormati Angklung

Annisa Karima (23) tak pernah menyangka akan belajar bermain angklung justru dari orang asing, saat ia tinggal di Jepang.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Masyarakat Jepang Begitu Menghormati Angklung
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Grup Simpang SMAN 8 Bandung tampil dalam Pasanggiri Angklung Jawa Barat (PAJB) 2015 di Gedung Amphitheater UPI, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Senin (16/11/2015). Kegiatan yang diselenggarakan Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dan Yayasan Saung Angklung Udjo tersebut diikuti lebih dari 40 grup angklung mewakili kota/kabupaten se-Jabar yang akan berlangsung hingga final di Kabupaten Subang pada 9-10 Desember 2015. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Laporan Wartawan Surya, Sany Eka Putri

SURYA.CO.ID, KLOJEN - Annisa Karima (23) tak pernah menyangka akan belajar bermain angklung justru dari orang asing, saat ia tinggal di Jepang.

Mahasiswa Universitas Brawijaya ini sedang menempuh program Monbukagakusho dari jalur University to University di Kanazawa University pada 2013.

"Tidak menyangka saja, padahal di negara sendiri justru saya malah jarang bermain angklung. Tapi di sini, alat musik khas Indonesia itu justru sangat diapresiasi tinggi oleh masyarakat Jepang. Rasanya bangga dan terharu," ujar wanita asal Banjarmasin, Sabtu (18/6/2016).

Ia mendapat banyak pengalaman selama berada di Jepang. Contohnya, saat harus keluar malam untuk belajar angklung, saat itu turun salju.

Saat bermain angklung dengan mahasiswa dari berbagai negara di Kokusai Kouryuu Matsuri, gadis yang akrab disapa Icha ini sangat gembira.

Icha sempat menjadi koordinator seni dan budaya Persatuan Pelajar Indonesia Kanazawa. Sebulan belajar di Jepang, ia sempat memainkan taiko (alat perkusi jepang), lalu tarian khas Jepang Yosakoi. Ia juga mencoba kesenian Yuzen, mewarnai pola kain pada baju adat Kimono.

Berita Rekomendasi

“Sering ikut festival di Jepang juga, seperti perayaan hari anak-anak, pesta kembang api. Bahkan pernah ikutan marathon sama host family,” imbuh dia.

Meski hanya sebulan tinggal di Jepang, anak ketiga dari lima bersaudara ini banyak mengambil pelajaran positif untuk ia terapkan di kehidupannya.

Seperti budaya tepat waktu, menghargai hasil karya orang lain, dan menghormati pemeluk agama lain.

“Hidup sehat terutama yang sering saya tiru dari kehidupan masyarakat Jepang. Setiap pagi dan sore saya selalu melihat orang Jepang selalu berolahraga. Jadi menghilangkan budaya malas,” beber dia.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas